Keuangan

Jejak Perjuangan dan Inovasi: Pegadaian Hadir dari Generasi ke Generasi

Poin Penting

  • Pegadaian hadir sebagai solusi keuangan lintas generasi, dari perjuangan keluarga hingga masa kini.
  • Layanan Tabungan Emas, Cicil Emas, dan Gadai kini dapat diakses mudah lewat aplikasi Pegadaian.
  • Pegadaian catat 10 juta transaksi digital Rp32 triliun pada semester I-2025 dan resmi berizin sebagai bullion bank dari OJK.

Jakarta - Langit pagi begitu cerah pada Minggu, 6 September 2025, ketika Tara berkunjung ke rumah nenek dan kakeknya, di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan. Senyum bahagia merekah di wajah Mbah Uti dan Mbah Akung–sapaan khas Jawa yang digunakan Tara–saat melihat kedatangan Tara bersama suami dan putra kecilnya.

“Sehat, Nduk? Cicit juga sehat?,” sapa Mbah Uti, menepuk tangan Tara dengan lembut.

“Alhamdulillah, sehat Mbah.. Mbah Uti dan Mbah Akung juga sehat?” jawab Tara dengan senyum hangat.

“Alhamdulillah kami sehat. Alhamdulillah semuanya sehat” timpal Mbah Akung, sambil tersenyum lebar.

Percakapan sederhana itu menghangatkan hati Tara. Ia amat bersyukur masih bisa bertemu dengan kakek dan neneknya yang telah berusia 80 tahun dari pihak ibunya ini. Seketika ingatan Tara kembali ke masa silam.

Tara pernah tinggal di rumah Mbah Uti dan Mbah Akungnya sewaktu ia duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA). Kala itu, jarak sekolah dengan rumah neneknya tidak jauh.

Supaya tidak terlambat datang ke sekolah, Tara pun tinggal di rumah nenek dan kakeknya itu sampai lulus SMA. Karenanya, cucu ketiga, dari total 15 orang cucu ini, menjadi sangat dekat dengan nenek dan kakeknya.

Mereka pun saling melepas rindu, bercengkrama di ruang tamu sambil menyantap tahu goreng dan aneka kue pasar yang telah disiapkan Mbah Uti. Obrolan bergulir dengan hangat.

“Alhamdulillah, senang rasanya bisa melihat Cucu sudah menikah, bekerja. Cicit juga sehat dan mau mulai masuk sekolah. Yang hemat, yo Nduk.. Jangan boros-boros uang.. Semoga selalu dilancarkan rezekimu, Nduk..” tiba-tiba Mbah Uti menatap Tara, matanya berbinar mengenang masa lalu.

“Mbah jadi teringat perjuangan hidup dulu, saat harus berjuang demi kehidupan sehari-hari,” ujar Mbah Uti pelan, sambil menatap Tara penuh haru. “Dulu, Nduk, waktu ibumu kuliah, hidup kami pas-pasan. Pernah sampai bingung cari biaya untuk kuliahnya.”

Baca juga: Susul BSI dan Pegadaian, OJK Buka Peluang LJK Ajukan Izin Usaha Bullion Bank

Kisah itu terjadi sekitar tahun 1980-an. Untuk membayar uang kuliah ibunda Tara, Mbah Uti dan Mbah Akung, harus mencari jalan keluar. Pilihannya hanya satu, yakni menggadaikan perhiasan di Pegadaian.

Kala itu, Pegadaian masih berupa kantor cabang. Jaraknya pun sekitar 10 kilometer dari rumah, dan karena belum ada kendaraan pribadi, mereka harus naik becak untuk sampai ke sana.

Bagi Mbah Uti, perjalanan itu terasa panjang, melelahkan, sekaligus penuh doa. Setiap kayuhan roda becak seakan menjadi simbol perjuangan, membawa harapan agar anaknya bisa tetap kuliah dan meraih masa depan yang lebih baik.

“Akhirnya Mbah gadein kalung pemberian Akung ke Pegadaian untuk membayar uang sekolah ibumu. Berat rasanya, tapi demi masa depan anak-anak, Mbah harus ikhlas,” kenang Mbah Uti.

Baca juga: Arah Bisnis Pegadaian Usai Punya Layanan Bank Emas

Tara terdiam. Hatinya bergetar. Di depan matanya, ia melihat dua sosok renta yang begitu kokoh dan pantang menyerah, berjuang untuk menghidupi keenam anaknya pada masa lalu.

Perhiasan pemberian Mbah Akung yang digadaikan bukan hanya sekadar emas, melainkan wujud pengorbanan dan cinta orang tua. Perjuangan Mbah Uti dan Mbah Akungnya pun tak sia-sia. Karena ibunda Tara berhasil meraih gelar sarjana.

Dari cerita itu pula Tara teringat bahwa perjalanan pendidikannya sendiri tidak lepas dari jasa Pegadaian. Lima belas tahun lalu, atau ketika Tara remaja berusia 15 tahun, ia pernah menemani Ibunya ke kantor Pegadaian untuk menggadaikan perhiasan. Tara teringat, saat itu hidupnya sedang sulit. Ayahnya jatuh sakit dan tidak bisa lagi bekerja, sehingga sang ibu harus menjadi satu-satunya penopang keluarga. 

Suatu hari, ketika Tara–anak pertama dari tiga bersaudara ini–harus membayar uang sekolah, ibunya memutuskan untuk menggadaikan perhiasan.

Perjuangan ibunya, bahkan neneknya, terus melekat dalam ingatan Tara. Menurutnya, peristiwa-peristiwa pada masa lalu itu tidak sekadar tentang biaya sekolah yang akhirnya terbayar, melainkan juga tentang keteguhan seorang ibu yang pantang menyerah demi masa depan anak-anaknya. Kenangan itu membekas, menjadi pengingat bahwa di balik kilau emas, tersimpan kisah perjuangan keluarganya yang tak ternilai.

Dari neneknya yang dulu menggadaikan perhiasan demi pendidikan putrinya, hingga ibunya yang melakukan hal serupa untuk biaya sekolah anak-anaknya.

Kini, Tara melanjutkan jejak itu dengan cara berbeda: menabung emas secara digital di Pegadaian, mempersiapkan masa depan anaknya melalui genggaman tangan.


Melanjutkan Perjuangan Keluarga Lewat Pegadaian Digital

Begitulah kisah inspiratif Tara, seorang karyawan swasta di Jakarta, saat berbincang dengan Infobanknews, beberapa waktu lalu.

Cerita hidup Tara menjadi salah satu bukti nyata bahwa Pegadaian selalu hadir di tengah masyarakat sebagai solusi keuangan dari generasi ke generasi.

Jika dulu, nenek dan ibunya mengandalkan Pegadaian untuk menggadaikan emas pada saat genting, kini Tara menikmati layanan digital Pegadaian untuk berinvestasi emas secara mudah dan aman. Perubahan ini menunjukkan bagaimana Pegadaian bertransformasi mengikuti zaman, tanpa meninggalkan esensi membantu masyarakat.

Transformasi itu kian nyata sejak Pegadaian merilis aplikasi digital pada 2017. Melalui aplikasi ini, nasabah dapat mengakses berbagai layanan Pegadaian secara daring, mulai dari Tabungan Emas, Cicil Emas, Gadai Emas, hingga Pembiayaan, semuanya bisa dilakukan hanya lewat genggaman.

Salah satu layanan favorit Tara adalah Tabungan Emas. Lewat fitur ini, Tara bisa menabung emas mulai dari nominal Rp10.000, memantau harga jual dan beli secara real time, hingga merencanakan masa depan anaknya dengan aman. Ia tidak perlu lagi menempuh perjalanan jauh ke kantor cabang Pegadaian, seperti yang dilakukan neneknya puluhan tahun lalu. Cukup lewat aplikasi, semuanya bisa diakses.

Baca juga: Transaksi Emas Digital Pegadaian Dijamin Aman, Ini Alasannya

Selain itu, Pegadaian Digital juga menghadirkan layanan Cicil Emas, yang memungkinkan siapa pun membeli emas batangan maupun perhiasan dengan cara mencicil. Bagi keluarga muda seperti Tara, layanan ini membantu agar investasi emas tetap terjangkau.

Tentu saja, Pegadaian tetap menyediakan layanan andalan berupa Gadai, yang kini bisa diajukan langsung dari rumah. Dengan begitu, semangat membantu masyarakat yang dulu dirasakan keluarganya tetap hadir, hanya saja dalam bentuk yang lebih praktis dan sesuai zaman.

Kemudahan lain juga hadir lewat menu Pembayaran & Top Up, yang memungkinkan transaksi sehari-hari dilakukan dari genggaman. Mulai dari pembayaran cicilan, top up pulsa dan e-wallet, hingga membayar listrik, BPJS, dan tagihan air, semuanya bisa dilakukan secara praktis melalui aplikasi.

Bagi Tara, layanan-layanan ini bukan sekadar fitur digital. Di baliknya ada nilai keberlanjutan–dari nenek yang berjuang naik becak demi menggadaikan emas untuk biaya kuliah, hingga dirinya yang kini menabung emas dengan cara modern demi masa depan sang anak. Semua itu menunjukkan bagaimana Pegadaian tidak hanya hadir sebagai lembaga gadai, tetapi juga terus bertransformasi untuk mengEMASkan Indonesia.

“Kalau dulu Mbah Uti sampai harus naik becak ke kantor Pegadaian untuk bisa bayar kuliah Ibu, sekarang aku tinggal buka aplikasi di handphone. Rasanya lebih tenang, karena aku bisa menabung emas sedikit demi sedikit untuk masa depan anakku. Rasanya seperti meneruskan perjuangan ibu dan mbah, tapi dengan cara yang lebih mudah,” ujar Tara sambil tersenyum.


Transformasi Digital: Milestone Baru Pegadaian

Aplikasi digital Pegadaian terus mencatatkan capaian yang membanggakan. Dikutip dari laman resmi Pegadaian, hanya dalam kurun Januari 2025 hingga 30 Juni 2025, aplikasi ini telah membukukan lebih dari 10 juta transaksi digital atau tumbuh 215 persen secara year-to-date/YTD, dengan nilai transaksi mencapai Rp32 triliun. Capaian ini menjadi milestone penting bagi Pegadaian dalam perjalanan mewujudkan inklusi keuangan digital di Indonesia. 

Dari berbagai fitur yang tersedia, Tabungan Emas menjadi layanan paling diminati masyarakat. Lewat aplikasi, nasabah dapat menabung emas batangan 24 karat bersertifikat dalam bentuk saldo digital tanpa perlu repot menyimpannya secara fisik. Praktis, aman, dan bisa dipantau langsung melalui ponsel. Tidak heran, tingginya angka transaksi emas ini sekaligus meneguhkan posisi Pegadaian sebagai Bank Emas tepercaya.

Head of Bullion Business Pegadaian, Kadek Eva Saputra, menegaskan bahwa kunci kepercayaan masyarakat lahir dari transformasi besar yang dilakukan Pegadaian, baik pada sisi produk maupun layanan transaksi emas.

“Pegadaian telah menghadirkan teknologi melalui peluncuran berbagai platform untuk mengembangkan layanan emas digital, yang sebelumnya hanya tersedia secara konvensional,” ujarnya, beberapa waktu lalu.

Baca juga: 60% Nasabah Pegadaian Digital Adalah Milenial

Transformasi ini, lanjut Kadek, tidak hanya menyentuh produk, tetapi juga perbaikan operasional dan budaya kerja. “Mindset baru inilah yang menjadi fondasi kuat bagi Pegadaian dalam mengembangkan layanan emas digital,” tambahnya.

Transformasi itu kian lengkap dengan langkah strategis Pegadaian memperoleh izin usaha bullion atau bank emas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Desember 2024 lalu.

Dengan status sebagai salah satu pionir bullion bank di Indonesia, Pegadaian kini dapat menghadirkan layanan emas yang lebih komprehensif, mulai dari tabungan dan cicil emas, hingga deposito emas, perdagangan emas, pinjaman modal kerja berbasis emas, serta jasa titipan emas. 

Saat ini, aplikasi Pegadaian digital sudah tersedia gratis di App Store maupun Play Store. Dengan dukungan izin resmi dari OJK, Pegadaian menjamin setiap transaksi berlangsung aman, transparan, dan real time.

Ke depan, Pegadaian akan terus memperkuat ekosistem digitalnya demi menghadirkan solusi keuangan inklusif yang relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Inilah bagian dari langkah nyata Pegadaian untuk mengemaskan Indonesia–sekaligus meneruskan semangat yang sama seperti yang dirasakan Tara, ibunya, dan neneknya: menjadikan emas bukan hanya investasi, melainkan kisah perjuangan lintas generasi. #mengEMASkanindonesia (*) Ayu Utami

Halaman123

Page: 1 2 3

Yulian Saputra

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

5 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

6 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

7 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

8 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

8 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

9 hours ago