Jakarta – Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) melalui Bidang Akademik dan Riset meluncurkan ISEI Lead Indicator untuk periode semester I 2025 berjudul “Dapur yang Baik untuk Hidangan Berkualitas”, Selasa, 1 Juli 2025.
Laporan tersebut menjadi cerminan usaha Indonesia dalam menyiapkan fondasi yang kokoh dan berkelanjutan demi mengantarkan perekonomian nasional ke arah yang lebih maju dan berkualitas.
“Indicator ini merupakan rewarning system yang tentunya bersifat strategis. Ini merupakan bentuk kontribusi nyata dari ISEI di dalam memberikan masukan kebijakan berbasis data dan analisis terhadap arah kebijakan pembangunan,” ucap Arlyana Abubakar, Sekretaris II PP ISEI, dalam peluncuran ISEI Lead Indicator yang digelar secara daring.
ISEI Lead Indicator semester I 2025 menyajikan analisis komprehensif tentang kondisi ekonomi nasional dengan titik fokus pada sektor-sektor strategis dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang menjadi motor penggerak utama pertumbuhan, yaitu teknologi, kesehatan, pendidikan, dan inklusi digital.
Baca juga: ISEI Ajak Generasi Muda Jadi Motor Penggerak Ekonomi
Program ini menargetkan percepatan hasil nyata khususnya di sektor kesehatan melalui delapan program prioritas. Salah satunya terkait pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gratis yang menyeluruh.
Kemudian, kampanye penurunan kasus tuberkulosis (TBC) hingga 50 persen dalam lima tahun, sebuah target yang ambisius namun didukung oleh alokasi anggaran kesehatan yang besar dan terfokus.
Dalam bidang pendidikan, pemerintah menegaskan komitmennya untuk membangun sekolah berstandar internasional di 39 lokasi strategis di seluruh Indonesia.
Upaya ini merupakan bagian integral dari PHTC dan bertujuan mencetak sumber daya manusia unggul yang berdaya saing tinggi, sebagai fondasi utama untuk masa depan bangsa. Pendidikan dianggap sebagai kunci untuk menghadapi perubahan dinamis dunia kerja dan peningkatan kapasitas inovasi nasional.
Laporan juga mencermati perkembangan anggaran kesehatan yang diawali dengan peningkatan signifikan menjadi Rp218,5 triliun, yang kemudian disesuaikan menjadi Rp198,87 triliun untuk memastikan efisiensi dan keberlanjutan penggunaan dana publik.
Hal tersebut menunjukkan upaya pemerintah untuk menjaga keseimbangan antara peningkatan pelayanan kesehatan dan pengelolaan fiskal yang prudent.
Sementara dari perspektif makroekonomi, Indeks Stablilitas yang dibuat ISEI menunjukkan sinyal positif merefleksikan kondisi ekonomi Indonesia yang stabil dan kuat pada 2025. Ini didukung oleh berbagai subsidi pemerintah, khususnya di sektor non-energi yang penting bagi daya beli masyarakat.
Baca juga: Masyarakat Kelas Menengah Makin “Turun Kasta”, Ini Solusi dari ISEI
Namun, laporan ini juga menyoroti beberapa tantangan serius, antara lain pengelolaan risiko beban utang jangka panjang yang harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu kestabilan fiskal.
Selanjutnya, penyesuaian standar bantuan sosial agar dapat lebih tepat sasaran, kebijakan efisiensi APBN yang tidak memerhatikan timelag dan mendorong efektivitas program-program kesejahteraan berbasis performance (performance based incentive).
ISEI Lead Indicator bukan hanya sebagai alat ukur dan prediksi, tetapi juga sebagai panduan strategis yang relevan untuk merumuskan kebijakan publik dan langkah ekonomi yang adaptif dan resilient.
Laporan ini hadir sebagai kompas dari ISEI untuk pemerintah guna menghadirkan scientific development approach. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More