Pelemahan Rupiah dan pelambatan ekonomi akan meningkatkan risiko bagi lembaga keuangan. Ria Martati.
Jakarta– Wakil Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) Sunarso menyampaikan beberapa usulan untuk menahan pelemahan Rupiah saat ini. Seperti diketahui, Rupiah hari ini Senin (24 Agustus 2015) terus melemah, menurut data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) BI, Rupiah hampir menyentuh Rp14.000/ USD yaitu di level Rp13.998/USD melemah dibanding Jumat (21/8) lalu yang tercatat Rp13.895/USD.
“Untuk stabilisasi nilai tukar bisa saja dilakukan bilateral swap, apakah dengan China, Jepang, atau pun Amerika,” kata Sunarso pada wartawan akhir pekan lalu.
Sunarso menjelaskan, supply Dollar akan terbantu dengan bilateral swap. Langkah lainnya adalah peninjauan kembali bea keluar ekspor komoditas, menurutnya diperlkukan relaksasi kebijakan bea keluar untuk ekspor komoditi agar mendorong ekspor.
” Relaksasi kebijakan bea keluar ekspor komoditi, karena ini untuk menguatkan devisa masuk,” tambahnya.
Langkah lainnya adalah buyback saham BUMN. Sebagai salah satu perusahaan pelat merah, menurutnya BRI siap melakukan buyback saham karena modal BRI yang masih tebal. Namun menurutnya buyback saham hanya salah satu alternatif, soal nilai kapitalisasi pasar juga menurutnya harus dipertimbangkan.
“Jangan sampai market kapitalisasi kita anjlok karena krisis yang belum tentu juga meng-impact secara langsung kepada emiten BUMN terutama,” tambahnya.
Selain buyback, langkah lainnya menurutnya adalah koordinasi antara negara G 20 untuk meningkatkan kepercayaan pasar.
“Bisa juga memanfaatkan kerjasama bilateral mungkin dengan China untuk mempercepat capital inflow,” tambahnya.
Usulan terakhir menurutnya adalah mengefektifkan stand by loan dari luar negeri untuk menggantikan penerbitan obligasi.
Sementara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menurutnya adalah dengan meningkatkan permintaan domestik. Caranya adalah reorientasi APBNP 2015, dari belanja barang modal ke belanja sosial untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Kedua memastikan distribusi pangan melalui kebijakan pangan. Ketiga, memastikan BUMN infrastruktur melakukan belanja modal tepat waktu, itu akan meningkatkan permintaan domestik dan akan mendorong pertumbuhan.