Ini Capaian Terkini Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia
Page 3

Ini Capaian Terkini Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia

Poin Penting

  • Kontribusi industri halal terhadap PDB nasional mencapai Rp3.104 triliun (26,73%), dengan ekspor tumbuh 32,67% secara tahunan.
  • Total aset keuangan syariah mencapai Rp12.072 triliun dengan pangsa pasar 30%, menandakan pertumbuhan kuat di sektor keuangan syariah.
  • Pemerintah dan KNEKS mempercepat MEKSI 2025–2029, pengembangan PDB Syariah, serta perluasan layanan Jamsostek Syariah secara nasional.

Surabaya - Hingga triwulan III 2025, berbagai sektor ekonomi dan keuangan syariah menunjukkan capaian positif dengan pertumbuhan yang signifikan. Informasi ini disampaikan oleh Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).

Kontribusi industri halal terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional mencapai 26,73 persen atau setara Rp3.104 triliun. Ekspor produk halal menembus USD35,9 miliar tumbuh 32,67 persen secara tahunan.

Total aset keuangan syariah tercatat sebesar Rp12.072 triliun dengan pangsa pasar 30 persen. Dana sosial syariah juga meningkat, dengan realisasi ZIS-DSKL mencapai Rp5,1 triliun atau tumbuh 85,4 persen secara tahunan.

Aset wakaf uang mencapai Rp3,03 triliun, sementara tingkat literasi ekonomi syariah naik menjadi 42,84 persen dan literasi keuangan syariah mencapai 43,42 persen.

Hal itu menandakan kemajuan ekosistem yang semakin inklusif dan mendukung arah penguatan kebijakan nasional melalui penyusunan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2025–2029, serta pengembangan indikator resmi PDB Syariah.

Baca juga: Breaking! Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen di Kuartal III 2025

Menurut Sholahudin Al Aiyub, Direktur Eksekutif KNEKS, perkembangan ekonomi dan keuangan syariah tidak lepas dari itikad kuat pemerintah. Hal ini tecermin dalam langkah pemerintah mendorong ekonomi syariah sebagai prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2045.

"Bukan hanya di tingkat nasional, namun juga daerah. Pemerintah daerah sudah bisa memasukkan kebijakan ekonomi syariah dalam RPJPD dan RPJMD, serta memanfaatkan sistem SIPD," terang Sholahudin pada acara Media Briefing KNEKS di Surabaya, Jawa Timur, 4-6 November 2025.

Adapun sektor unggulan industri halal yang berkontribusi terhadap PDB masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 13,25 persen. Lalu, diikuti oleh makanan dan minuman halal (6,73 persen), pariwisata ramah muslim (5,6 persen), dan modest fashion (1,16 persen).

Baca juga: OJK Targetkan 50 Persen Asuransi Syariah Punya Produk untuk Industri Halal

Pertumbuhan industri halal tersebut ditopang oleh percepatan sertifikasi halal nasional. Hingga September 2025, total sertifikat halal yang telah terbit mencapai 2,8 juta sertifikat, meningkat sekitar 500 ribu sertifikat dibandingkan posisi terakhir pada triwulan II 2025.

Secara kumulatif, produk yang telah bersertifikat halal mencapai 9,6 juta produk. Peningkatan ini menunjukkan komitmen pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dalam mempercepat implementasi target 10 juta produk halal pada tahun 2025.

Related Posts

News Update

Netizen +62