Ini Alasan Trump Ancam Kenakan Tarif 25 Persen Barang Impor dari Meksiko dan Kanada

Ini Alasan Trump Ancam Kenakan Tarif 25 Persen Barang Impor dari Meksiko dan Kanada

Jakarta – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump tampaknya akan terus menebar ‘ancaman’ kepada negara-negara yang tidak sepaham dengan AS. Teranyar, dirinya bakal menerapkan tarif 25 persen terhadap barang impor dari Meksiko dan Kanada.

Pakar politik Universitas British Columbia, Stewart Perst mengatakan, ini menjadi era kembalinya Trump World dengan segala kebijakan kontroversialnya.

Menurutnya, pihak berwenang Kanada harus mengetahui hal itu dari pemerintahan Trump sebelumnya, dalam menanggapi ancaman dengan serius, namun tidak secara harfiah.

Baca juga : Donald Trump Rilis Daftar Kandidat Kabinet, Ini Nama-nama dan Perannya

“Tetapi bagian lain dari upaya itu adalah mencari cara untuk menanggapi, mengatasi apa yang dikatakan Trump, namun melakukan hal itu tanpa menyerah begitu saja, yang menurut saya merupakan usaha untuk melawan dengan cara yang kreatif, juga sebuah pelajaran penting,” kata Perst, dinukil VOA Indonesia, Kamis, 5 Desember 2024.

Sebelumnya, Trump mengatakan akan mengenakan tarif jika Kanada dan Meksiko tidak bisa mengendalikan migran ilegal dan penyebar fentanil (obat penahan sakit). 

Menurut data dari Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS, kurang dari 20 kilogram fentanil disita di sepanjang perbatasan Kanada-AS pada tahun anggaran terakhir.

Baca juga : Trump Ultimatum BRICS: Gunakan Dolar AS atau Kehilangan Pasar Amerika

Pada waktu yang sama, hampir 10 ton obat disita di sepanjang perbatasan AS-Meksiko. Kanada adalah mitra dagang terbesar Amerika, dengan barang-barang bernilai rata-rata 2,7 miliar dolar melintasi perbatasan sepanjang hampir 9.000 km, setiap hari pada 2023.

Sementara itu, Kanada adalah sumber minyak asing terbesar bagi AS. Perst mengatakan usulan tarif itu akan meningkatkan biaya dalam segala hal, dan ini perlu dibicarakan secara efektif.

“Jadi, memperjelas bahwa ada kepentingan-kepentingan yang menyatukan kedua negara dan kepentingan itu jauh lebih besar daripada apa pun yang memisahkan kami. Pesan-pesan itu perlu disampaikan dalam berbagai format,” pungkasnya.

Baca juga: Sosok Praveen Paladugu Ditunjuk Oona Insurance jadi Group Head of Agency Distribution

Ancaman Trump ke BRICS

Sejak terpilih menjadi Presiden AS, Donald Trump mulai menebar ancaman-ancaman kepada sejumlah negara. Misalnya saja, dia melontarkan ancaman keras terhadap negara-negara anggota BRICS, memperingatkan potensi penutupan akses pasar Amerika jika mereka tidak menggunakan dolar AS dalam perdagangan.

Trump bahkan mengancam akan menerapkan tarif 100 persen kepada sembilan negara, yaitu Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.

Diketahui, Dolar Amerika Serikat masih menjadi mata uang utama dalam perdagangan global dan berhasil mempertahankan dominasinya meski menghadapi berbagai tantangan pada masa lalu.

Namun, anggota aliansi dan negara-negara berkembang lainnya mengaku lelah dengan dominasi Amerika dalam sistem keuangan dunia. (*)

Editor: Yulian Saputra

Related Posts

News Update

Top News