IMF menilai telah terjadi overborrowing oleh perusahaan dan perbankan di negara perkembang. Menguatnya dolar telah meningkatkan kerentanan di sejumlah negara berkembang, salah satunya Indonesia. Apriyani Kurniasih.
Jakarta–Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memperingkatkan bahwa stabilitas keuangan global masih dilanda ketidakpastian. Pejabat senior IMF, Jose Vinals menjelaskan, bahwa stabilitas keuangan di negara maju telah membaik. Sebaliknya, risiko kini bergerak menuju negara berkembang.
Vinals menjelaskan, selama lima tahun berturut-turut perkembangan ekonomi di negara berkembang terus melambat. Hal ini berimbas pada meningkatnya risiko stabilitas keuangan di negara-negara tersebut.
IMF menemukan, terjadi overborrowing di sejumlah perusahaan dan perbankan negara berkembang. Lembaga keuangan internasional ini memperkirakan jumlahnya mencapai US$3,3 triliun. Peningkatan pinjaman diantaranya terjadi di Tiongkok, Thailand, Turki dan Brazil.
Vinals menjelaskan, meningkatnya hutang di negara berkembang menjadi masalah ketika dolar menguat. Hal ini membuat hutang di negara-negara berkembang menjadi lebih mahal ketika dikonversi ke mata uang lokalnya. IMF menilai, negara-negara yang cukup rentan adalah Hungaria, Meksiko, Indonesia dan Chile.