Jakarta – PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) adalah perusahaan swasta di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang merupakan Special Mission Vehicle (“SMV”) – Lembaga atau institusi yang diberikan mandat khusus untuk pembangunan Indonesia. Kehadiran IIF sebagai upaya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang berfokus pada aspek-aspek berkelanjutan pada setiap proyek yang di danai. Dengan demikian, segala proyek di bawah naungan IIF pasti sudah teruji kelayakan sosial dan lingkungannya.
Dengan tujuan itu, maka kehadiran IIF dinilai bukan sebagai pesaing bank atau pun lembaga pembiayaan lainnya. Justru, adanya IIF akan mempermudah pelaku pasar untuk mencari alternatif pembiayaan atau jasa konsultasi demi terwujudnya proyek infrastruktur yang berkelanjutan.
Pada praktiknya, beberapa produk dan jasa yang ditawarkan oleh IIF adalah tailor-made, yakni disesuaikan dengan kebutuhan klien dan apa yang menarik di pasar saat ini. Hingga saat ini, IIF telah meluncurkan beberapa produk inovatif di dalam maupun luar negeri. Pada awal 2021, IIF menerbitkan obligasi global pertamanya yang dikhususkan untuk proyek-proyek berbasis berkelanjutan. Adapun inovasi yang di luncurkan di dalam negeri, salah satunya adalah membantu klien dengan fasilitas pinjaman agar sang klien mendapatkan credit rating yang baik.
Presiden Direktur IIF, Reynaldi Hermansjah mengatakan bahwa IIF terbukti bisa mempertahankan pertumbuhannya hingga saat ini. Setelah mengalami kerugian dua tahun berturut turut (2017 – 2018), IIF turn around mencetak keuntungan pada 2019. Lalu, dunia dilanda pandemi, tapi hingga sekarang masih bisa mempertahankan positive trajectory-nya. Tentunya, selain strategi yang dipikirkan secara matang, IIF terus berinovasi untuk klien-klien demi terwujudnya visi dan misi.
“Sehingga, tidak sekadar menjual produk tetapi juga menjadi institusi yang result-oriented. Walaupun cara nya dapat berubah, tapi tujuan kita sama,” terang Reynaldi.
Sektor-sektor yang didanai IIF cukup beragam, dengan sektor keunggulannya adalah energi terbarukan, air dan jalan tol. Cara mendanai proyek-proyek ini pun tidak terpaku dengan satu cara, di mana salah satu cara paling umumnya adalah dengan fasilitas sindikasi. Adapun pembiayaan proyek dengan cara sindikasi pada tahun ini di antaranya adalah pembiayaan pelabuhan, dan pembiayaan satelit.
“Di sini IIF terus membuka peluang untuk kolaborasi dengan berbagai pelaku pasar. Dengan produk-produk kami yang tailor made, kita fokus kepada solusi bukan hanya keuntungan finansial semata. Prinsip-prinsip sosial dan lingkungan akan selalu kita impose pada proyek yang kita danai karena bagi kami proyek yang baik bukan hanya proyek yang menguntungkan, tapi juga proyek yang berkelanjutan” jelas Reynaldi. (Wahyu)