IHSG Kembali Dibuka Hijau ke Level 7.091

IHSG Kembali Dibuka Hijau ke Level 7.091

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka pada zona hijau ke level 7.091,85 dari posisi 7.040,16 atau menguat 0,73 persen pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (16/5).

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 647,59 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 29 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp394,20 miliar. 

Kemudian, tercatat terdapat 65 saham terkoreksi, sebanyak 210 saham menguat dan sebanyak 247 saham tetap tidak berubah.

Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi bergerak variatif dalam rentang level 6.950 hingga 7.080. 

“Pada perdagangan kemarin, Kamis (15/5/2025) IHSG ditutup naik 0,86 persen atau plus 60,28 poin ke level 7.040. IHSG hari ini (16/5) diprediksi bergerak mixed dalam range 6.950-7.080,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 16 Mei 2025.

Baca juga: Harga Emas Antam Meroket Rp25.000, Beli 1 Gramnya jadi Segini

Menurutnya, sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri adalah IHSG yang rebound dalam tiga hari beruntun diikuti oleh apresiasi saham Big Banks senada dengan ekspektasi penurunan BI-Rate.

Investor asing mulai mencatatkan inflow senilai Rp1,68 triliun khususnya di saham Big Banks. Jika di akumulasi dari level terendah pada April 2025, IHSG melesat 19,7 persen, sedangkan secara year to date (ytd) penurunan IHSG mulai terbatas sebesar 0,56 persen.

Di sisi lain, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal I 2025 tercatat sebesar USD430,4 miliar atau naik 6,4 persen yoy, setelah pada kuartal sebelumnya tumbuh 4,3 persen. 

ULN sektor pemerintah tumbuh 7,6 persen yoy, sementara sektor swasta koreksi 1,2 persen yoy. Jika diakumulasi, ULN terhadap PDB sebesar 30,6 persen atau naik dari kuartal sebelumnya sebesar 30,4 persen.

Baca juga: Bakal Gelar RUPS, Saham BRIS Diprediksi Tembus Rp3.000

Adapun dari mancanegara, Bursa Wall Street bergerak terbatas setelah rebound signifikan di awal pekan. Pemerintah AS mempertimbangkan untuk menambah pembatasan ekspor semikonduktor dari Tiongkok.

Sedangkan dari Asia, Jepang pada kuartal I 2025 melaporkan pertumbuhan ekonomi secara annualized yang terkoreksi 0,7 persen yoy, serta minus 0,2 persen qoq sekaligus di bawah ekspektasi konsensus. Konsumsi dan ekspor lebih landai, meskipun investasi mengalami kenaikan.

Oleh karena itu, Pemerintah Jepang mempertimbangkan stimulus fiskal untuk menopang pertumbuhan berupa pemotongan pajak dan paket stimulus lainnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

Top News

News Update