Jakarta – PT Hensel Davest Indonesia Tbk berencana melakukan panawaran umum perdana saham (IPO) sebanyak-banyaknya 381,17 lembar saham dengan harga penawaran awal berkisar Rp396-Rp525 per saham.
“Harga penawaran awal saham IPO Hensel Davest sekitar Rp396-Rp525 per saham,” kata Associate Direktor Head of Investment Banking PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Mukti Wibowo Kamihadi dalam acara Public Expose IPO Hensel Davest di Jakarta, Selasa, 18 Juni 2019.
Menurut Direktur Utama Hensel Davest, Hendra David, perusahaan yang dipimpinnya ini merupakan perusahaan di bidang pengembangan aplikasi perdagangan melalui internet (e-commerce) serta pendistribusian produk digital.
Dia menyebutkan, jumlah saham yang dilepas ke publik tersebut setara dengan 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Pada aksi korporasi ini Perseroan menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Lebih lanjut Hendra menambahkan, periode bookbuilding pada aksi korporasi ini pada 17-24 Juni 2019 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) direncanakan pada 12 Juli 2019.
Dia mengungkapkan, sebesar 65 persen dari dana hasil IPO akan digunakan untuk meningkatkan modal kerja di bisnis prepaid listrik dan biller pada aplikasi DavestPay yang menyasar segmen business to business (B2B). Peningkatan modal kerja di DavestPay ini terkait akuisisi merchant berupa UMKM dan individu.
Sedangkan, sebesar 25 persen akan dimanfaatkan untuk pembelian bangunan sebagai media operasional Perseroan. Sisanya sebesar 10 persen akan digunakan untuk meningkatkan teknologi informasi .
“Perkembangan teknologi informasi dan perubahan pola konsumsi di era digital tentu menjadi tantangan sekaligus potensi pasar yang menjanjikan untuk perusahaan berbasis e-commerce, terlebih lagi kita akan memasuki revolusi industri 4.0,” papar Hendra.
Hendra memperkirakan, ekonomi digital Indonesia akan bertumbuh menjadi USD78,8 miliar dari sebelumnya di 2015 yang hanya USD7,8 miliar. “Pertumbuhan terbesar adalah sektor e-commerce dan teknologi finansial (fintech),” katanya.
Di tempat yang sama, Direktur Keuangan Hensel Davest, Daniar Akhmad Akhiri menyebutkan, per 12 Juni 2019 perolehan pendapatan Perseroan mencapai Rp4,1 triliun dengan laba bersih senilai Rp8,3 miliar. (*)