Jakarta– PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) bekerja sama dengan pengembang properti Kelompok Usaha Agung Podomoro dalam rangka menyalurkan fasilitas kredit produktif termasuk juga penyaluran KUR (Kredit Usaha Rakyat) untuk pembiayaan Kepemilikan Tempat Usaha. Perjanjian kerja sama kedua entitas bisnis ini membuka peluang pembiayaan lebih dari Rp3 triliun. Dimana didalamnya terdapat potensi penyaluran KUR (Kredit Usaha Rakyat) Ritel, sebesar Rp75 miliar.
Direktur Bisnis Ritel BNI, Sutanto mengungkapkan, kerja sama ini merupakan salah satu upaya BNI untuk turut mendukung program pemerintah dalam mendorong ekspansi pembiayaan ke sektor properti dan memudahkan para calon wirausahawan untuk memulai bisnisnya dengan memiliki kios. Pembiayaan yang disiapkan BNI adalah program kepemilikan kios melalui KUR yang saat ini ditawarkan dengan bunga sangat rendah yaitu 9%.
Melalui perjanjian kerja sama ini, BNI setidaknya dapat menyalurkan pembiayaan melalui delapan perusahaan anak yang ada pada naungan kelompok usaha Agung Podomoro. Kedelapan perusahaan anak tersebut adalah Melawai Jaya Realty, Putra Pratama Sukses, Caturmas Karsaudara, Jakarta Realty, Citra Gemilang Nusantara, Pandega Citraniaga, Cakrawira Bumimandala, dan Mandiri Dipta Cipta.
Menurut Sutanto, pada 2015 BNI sempat menyalurkan KUR selama 4 bulan dan mampu menyalurkan KUR senilai Rp3,04 triliun, atau sekitar 96% dari target sebesar Rp3,2 triliun. Atas perolehan 2015 tersebut, BNI meyakini dapat melipatgandakan penyaluran KUR pada 2016, dengan rata-rata sebesar Rp900 miliar hingga Rp1 triliun dalam sebulan, baik penyaluran KUR Ritel, KUR Mikro, maupun KUR TKI. BNI fokus pada KUR Ritel karena memiliki kapabilitas yang lebih baik.
“Kami optimis pada tahun 2016 akan mencapai target yang ditetapkan. Antara lain dengan memaksimalkan 111 outlet khusus sentra kredit kecil di seluruh Indonesia. Strateginya untuk penyaluran KUR Ritel, seperti yang kami lakukan selama ini, yaitu one on one. Adapun yang KUR Mikro kami kerja sama dengan beberapa client kami dalam bentuk supply chain misalnya melalui Lotte Wholesale, lalu dengan beberapa perkebunan,” ujar Sutanto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa 26 Januari 2016.(*) Ria Martati