“Karena dari sisi kejelasan dari Amerika sendiri sudah hampir mendekati pasti. Artinya kalo kita mengacu ke FFR maka menuju pada kenaikan satu kali lagi di Desember, kemudian penurunan dari balance sheet Fed akan terjadi di Oktober. Artinya kalkulasi itu sudah dipastikan oleh pasar,” paparnya.
Baca juga: BI Tak Lagi Punya Punya Ruang Turunkan Bunga Acuan
Adapun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2018, asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp13.400 per dolar AS. Dody mengatakan, asumsi tersebut masih sejalan dengan kisaran nilai tukar rupiah yang disampaikan BI yaitu Rp13.400-Rp13.700 per dolar AS.
“Asumsi tersebut bisa dicapai atau tidak itu tergantung bagaimana kemampuan kita mengelola eksternal kita, selama kita positif dan bisa ekspor di tahun depan juga positif. Kemudian sepanjang kita masih melihat angka FDI kita besar, seharusnya tidak akan ada isu untuk ekonomi atau rupiah kita melemah,” tutup Dody. (*)
Editor: Paulus Yoga