Jakarta – Industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mampu mencatatkan pertumbuhan kredit, kendati menghadapi tantangan makro ekonomi yang belum kondusif dan persaingan berat ketika berhadapan dengan bank umum. Pada dua bulan pertama 2016 kredit BPR mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,68% secara year on year (yoy). Kreditnya naik dari Rp69,46 triliun pada Februari 2015 menjadi Rp75,49 triliun pada Februari 2016.
Meningkatnya kredit turut didukung oleh kegiatan penghimpunan dana yang juga mengalami peningkatan. Sampai dengan Februari 2016, total Dana Pihak ketiga (DPK) BPR tumbuh 15,05% secara yoy menjadi Rp68,74 triliun. Dukungan dana BPR juga diberikan oleh bank umum melalui program linkage.
Seperti sebelumnya, industri BPR belum juga mampu menjaga kualitas kredit. Ditambah lagi, adanya tantangan makro ekonomi yang meningkatkan risiko penyaluran kredit. Per Februari 2016, rasio kredit bermasalah mencapai 6,22%, atau berada diatas batas yang diperkenankan regulator sebesar 5%. Rasio kredit bermasalah BPR mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode yang sama 2015 yang sebesar 5,50%.
Sampai dengan Februari 2016, jumlah BPR yang beroperasi di seluruh Indonesia mencapai 1.637 BPR, dengan jumlah jaringan kantor mencapai 5.990 kantor. Sementara asetnya secara total telah mencapai Rp102,67 triliun. (*)