Poin Penting
- BFI Finance memetik hasil transformasi digital yang memperkuat kerja sama, efisiensi, layanan, dan peluncuran produk omni-channel.
- Ketahanan BFI dibangun dari tim berpengalaman, manajemen risiko ketat, penggunaan data, dan profitabilitas yang memungkinkan ekspansi ke segmen berisiko lebih tinggi.
- Budaya pembelajaran, digitalisasi, operasi berbasis data, serta model akuisisi unik offline-online membuat BFI tetap relevan dan terus bertumbuh setelah 40 tahun beroperasi.
Jakarta - Menjelang akhir 2025, BFI Finance menunjukkan posisi yang semakin kokoh di industri multifinance. Perusahaan yang telah melewati berbagai siklus ekonomi selama lebih dari empat dekade ini kini memetik hasil dari transformasi digital yang dijalankan sejak masa pandemi.
Presiden Direktur BFI Finance, Sutadi, menegaskan bahwa kemampuan digital yang dimiliki BFI saat ini menjadi landasan utama untuk memperluas kerja sama, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat pengalaman pelanggan.
“Melewati krisis Covid-19 dilanjutkan dengan digital transformasi BFI, di tahun 2025 onward kita memiliki kemampuan yang lebih baik dari sisi digital sehingga ini memungkinkan kami mengembangkan kerja sama dengan beberapa ecosystem players,” ujar Sutadi dalam Public Expose secara virtual, Jumat, 28 November 2025.
Baca juga: Perkuat Pertahanan Siber, BFI Gelontorkan Capex IT Sampai Segini
Menurutnya, kapabilitas digital tersebut kini memungkinkan BFI mengembangkan adaptive omni-channel yang mampu melayani berbagai segmen konsumen dengan lebih cepat dan terintegrasi.
“Dengan kemampuan digital yang baru, kita juga mempunyai kemampuan untuk meluncurkan produk-produk omni-channel yang baru," imbuhnya.
Fondasi Internal yang Kuat
Ketahanan BFI bukan hadir secara tiba-tiba. Perjalanan lebih dari 40 tahun perusahaan didorong oleh fondasi internal yang kuat.
“Perjalanan BFI selama lebih dari empat dekade ini sangat di-support oleh strong team management dengan rata-rata pengalaman lebih dari 25 tahun,” jelas Sutadi.
Tim yang berpengalaman ini dipadukan dengan manajemen risiko yang disiplin, proses underwriting yang ketat, penggunaan data dalam pengendalian risiko, serta kemampuan proactive risk identification yang memastikan kualitas portofolio tetap terjaga.
Baca juga: BFI Finance (BFIN) Bocorkan Potensi Pembagian Dividen 2025, Bisa Tembus 75 Persen
Dari sisi finansial, BFI juga berada dalam posisi yang stabil dan kuat. Profitabilitas perusahaan memberi ruang untuk masuk ke segmen-segmen dengan risiko lebih tinggi serta melakukan investasi yang tidak selalu dapat dilakukan oleh para kompetitor.
Stabilitas ini menjadi salah satu faktor yang membuat BFI terus bertumbuh meski industri pembiayaan dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi global maupun domestik.
Budaya Pembelajaran dan Digitalisasi Jadi Pembeda

BFI juga memiliki beberapa pembeda yang membuatnya unggul dibanding pemain lain. Salah satunya adalah budaya pembelajaran yang kuat.
“BFI percaya bahwa fokus dalam proses learning, talent management, people development, dan ethics memungkinkan kami melewati berbagai krisis,” jelas Sutadi.
Baca juga: BFI Finance Tawarkan Kemudahan Pembiayaan Mesin dalam Pameran All Print
Sementara itu, digitalisasi dan pendekatan berbasis data juga menjadi kekuatan utama BFI. Berbagai proses kini berjalan lebih seamless berkat otomasi, sehingga efisiensi meningkat dan kecepatan pengambilan keputusan semakin baik.
Sutadi menyebut teknologi dan data-driven operation sebagai salah satu key differentiator yang terus mendorong peningkatan kualitas layanan dan produktivitas perusahaan.
Model Akuisisi Unik untuk Perluas Pasar
BFI juga mempertahankan model akuisisi yang unik dengan mengombinasikan saluran offline seperti hotline dengan e-channel. Pendekatan ini membuat perusahaan mampu menjangkau konsumen baru secara lebih luas tanpa meninggalkan hubungan erat dengan pelanggan lama.
“Kami memiliki unique acquisition model yang mengombinasikan udara hotline dengan e-channel untuk men-serve customer baru sekaligus me-maintain customer lama,” pungkasnya. (*) Alfi Salima Puteri










