Jakarta – Nilai tukar rupiah diproyeksi menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang dipicu oleh meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (the Fed).
Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong menjelaskan, dolar AS mengalami tekanan imbas meningkatnya prospek pemotongan Fed Fund Rate (FFR) yang disusul oleh data pekerjaan ADP AS melemah.
“Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar yang tertekan oleh meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga oleh the Fed menyusul data pekerjaaan ADP AS yang sangat lemah,” kata Lukman, Kamis, 3 Juli 2025.
Baca juga: DPR Minta Rupiah Tak Lebihi Rp16.700 per USD di 2026, Ini Respons Sri Mulyani
Lukman memeperkirakan rupiah akan berada di kisaran Rp16.15 hingga Rp16.250 per dolar AS hari ini.
“Rupiah akan berada di range Rp16.150 hingga Rp16.250 per dolar AS hari ini,” pungkas Lukman.
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menyebut, sentimen juga dibentuk oleh pengumuman Presiden Donald Trump di Truth Social bahwa AS telah menyelesaikan perjanjian perdagangan dengan Vietnam.
“Kesepakatan tersebut mencakup tarif 20 persen untuk impor Vietnam, jauh lebih rendah dari tarif 46 persen yang diberlakukan pada bulan April 2025,” katanya.
Di sisi ekonomi, data ADP menunjukkan lapangan kerja sektor swasta secara tak terduga menurun sebesar 33.000 pada Juni 2025. Ini memicu kekhawatiran tentang melemahnya pasar tenaga kerja dan memperkuat ekspektasi terhadap potensi penurunan suku bunga The Fed.
“Pasar saat ini memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 bps pada September 2025, dengan ekspektasi yang meningkat untuk dua kali penurunan tambahan pada akhir tahun,” imbuh Andry.
Baca juga: BI Pastikan Rupiah Stabil di Tengah Ketidakpastian Global, Ini Strateginya
Sehingga, ia memperkirakan rupiah akan berada di kisaran level Rp16.195 dan Rp16.285 per dolar AS hari ini.
“Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini kemungkinan akan bergerak pada kisaran Rp16.195 dan Rp16.285,” tandasnya. (*)
Editor: Galih Pratama