Jakarta – Indonesia tengah berada di jalur transformasi ekonomi digital. Namun, di tengah perubahan lanskap perekonomian ini, terdapat banyak kendala di berbagai sektor, mulai dari lambatnya regulasi pemerintah, masih adanya kebocoran data, sampai literasi keuangan di masyarakat yang masih sporadis.
Ini tentunya menimbulkan pertanyaan terkait kesiapan Indonesia dalam menyambut perekonomian digital. Namun, Direktur dan Head of Treasury and Trade Solutions Citibank Indonesia, Yoanna Darwin mengatakan bahwa ini semua adalah bagian dari proses.
“Menurut kami, di Indonesia dan negara-negara lain sedang bergerak ke arah digital. Dan itu ada langkah-langkahnya. Nggak bisa langsung. Apalagi di Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Di Jakarta dan di area terpencil keadaan sosial, ekonomi, dan literasi keuangan itu gap-nya masih gede,” tutur Yoanna di Jakarta, Rabu, 1 November 2023.
Dirinya mengatakan, kalau proses ini tidak bisa “melompat” dari 0 menjadi semuanya ada. Untuk itu, Yoanna mengatakan kalau semua pihak harus bekerja sama demi mewujudkan transformasi digital di Indonesia secara perlahan.
Baca juga: Transformasi Ekonomi Berbasis Digital jadi Prioritas Pemerintah di 2023
Jika ditanya kesiapan dari sisi regulasi, Yoanna mengungkapkan bahwa semuanya masih berproses secara bertahap. “Yang namanya regulasi, teknologi, dan permintaan di pasar, kami belum pernah melihat kalau semuanya berkesinambungan dan sama. Pasti ada satu yang ‘lari’ lebih cepat dari yang lain,” jelasnya.
Yoanna menambahkan, umumnya regulasi akan selalu tertinggal dari teknologi dan permintaan pasar, lantaran ketika regulasi sudah mengakomodir kebutuhan pasar dan teknologi yang ada, akan selalu muncul permintaan serta inovasi baru. Hal ini membuat regulasi harus kembali mengakomodir kebutuhan yang ada.
“Sekarang, ada banyak divisi atau departemen baru dari regulator di Indonesia. Menurut saya, mereka sudah cukup mengikuti tren yang ada di pasar. Kami memang berharap kalau regulator selalu memantau tren di pasar, dan kami merasa kolaborasi antar pihak sudah lebih terlihat,” bebernya.
Perkembangan dari Sisi Masyarakat
Di sisi lain, masyarakat juga tentunya perlu mendapat perhatian khusus terkait transformasi perekonomian digital, mengingat mereka lah yang menjadi penggerak roda ekonomi Tanah Air.
Sama halnya dengan sisi regulasi, Yoanna menjelaskan kalau digitalisasi ini sudah berproses secara perlahan. Salah satunya adalah dengan inovasi-inovasi baru seperti QRIS dan kanal lain yang bertujuan menjangkau masyarakat luas.
Baca juga: Potensi Ekonomi Digital RI Menjanjikan, Tapi Literasi Masih Rendah
“Tapi, perlu diingat kalau negara ini sangat besar. Proses ini harus selalu dilakukan, tidak hanya di kota-kota besar. Jadi, begitu kota besar mulai banyak pemakai, selanjutnya harus masuk ke kota-kota lain,” terangnya.
Dikarenakan literasi keuangan yang masih belum tersebar rata di Indonesia, Yoanna mengatakan kalau ini bukan hanya tantangan di industri keuangan saja, melainkan juga sektor-sektor lain.
“Kami (Citibank) dan perbankan lain punya peran untuk menyebarluaskan literasi keuangan digital kepada masyarakat, termasuk kota-kota lain di luar Jakarta,” tutur Yoanna.
Kami mungkin tidak bisa menjangkau sampai pelosok-pelosok karena kami fokusnya di institutional bank. Tapi, nasabah kami juga termasuk institusi lain, perusahaan lokal, dan pemerintah. Kami berkolaborasi juga dengan mereka untuk menjangkau yang ada di pelosok,” pungkasnya. (*) Mohammad Adrianto Sukarso