Ekonomi Digital RI Tumbuh Tercepat di ASEAN, tapi Minat Investor Masih Rendah
Page 2

Ekonomi Digital RI Tumbuh Tercepat di ASEAN, tapi Minat Investor Masih Rendah


Game Online Indonesia Juga Mendominasi ASEAN

Di samping video commerce, pasar game online Indonesia juga menjadi pemimpin di wilayah ASEAN. Mobile gaming downloads di Indonesia mencapai 40 persen dari total unduhan mobile game di ASEAN, dan menyumbang pendapatan 35 persen dari total pendapatan di ASEAN.

“Sekarang, gimana caranya kita mengubah semua momentum konsumen yang sudah saya ceritakan barusan menjadi inovasi yang didukung oleh investor dengan pendanaan yang berkelanjutan,” tukas Veronica.

Baca juga: Implementasi ASEAN DEFA Ditargetkan 2026, Ekonomi Digital ASEAN Bisa Tembus USD2 T

Di sisi lain, Senior Partner Bain and Company, Aadarsh Baijal menyampaikan jika secara pangsa pasar, Indonesia telah siap. Namun, berbeda dengan negara lainnya seperti Singapura yang sudah mulai lebih dulu dalam hal pengembangan ekonomi digital, Indonesia baru memasuki masa-masa perkembangannya saat ini.

Ini membuat Indonesia masih membutuhkan waktu lagi ke depan untuk terus mengembangkan ekosistem dan sumber daya manusia (SDM) ekonomi digital, untuk menarik semakin banyak minat investor menanamkan modalnya.

“Indonesia baru memasuki tahap perkembangan ekonomi digital. Ini hanya masalah waktu. Indonesia perlu mengalihkan kesiapan pasar itu menjadi potensi komersial, dengan membibitkan inovasi-inovasi dari domestik yang menjawab tantangan pasar saat ini,” beber Aadarsh pada kesempatan yang sama.

Investor Global Masih Prioritaskan Singapura

Sebagai informasi, e-Conomy SEA 2025 juga melaporkan tren keinginan investor global dalam menempatkan dana investasi berdasarkan negara untuk lima tahun ke depan (2025-2030).

Dari laporan tersebut, terlihat bahwa seluruh investor global (100 persen) ingin menempatkan dananya di Singapura untuk mengembangkan inovasi digital. Diikuti Vietnam 79 persen, Malaysia 64 persen, Indonesia 50 persen, dan Filipina 43 persen.

Berdasarkan sektor layanan, mayoritas investor (79 persen) ingin menanamkan modalnya di sektor software dan layanan, AI dan deep tech (71 persen), healthcare (50 persen), sustainability tech (50 persen), fintech (36 persen), dan consumer products (36 persen). (*) Steven Widjaja

Related Posts

News Update

Netizen +62