Jakarta – Bank Dunia boleh jadi menurunkan proyeksi pertumbuhan di sejumlah kawasan. Seperti yang disampaikannya beberapa waktu lalu, dimana Bank Dunia menurunkan peroyeksi pertumbuhan ekonomi global 2016 dari 2,9% menjadi 2,4%. Penurunan proyeksi ini merembet juga ke sejumlah negara sepertu Uni Eropa, dan Asia.
Kendati demikian, Bank Dunia juga menyebutkan, bahwa ada peluang bagi Asia Pasifik untuk memacu pertumbuhannya. Sepetri dilansir dari siaran persnya beberapa hari lalu, Bank Dunia mengungkapkan bahwa pertumbuhan di daerah Asia Pasifik diharapkan dapat ditopang dari peningkatan investasi dan konsumsi di beberapa negara besar yang ada di kawasannya. Peningkatan investasi di Indonesia, Malaysia dan Thailand diproyeksikan dapat mendorong pertumbuhan lebih baik, sementara konsumsi yang kuat diharapkan dapat ditopang oleh Thailand, Filipina, Vietnam.
Tetap pada analisanya, Bank Dunia mengatakan bahwa sejumlah negara, begitupun Indonesia tak bisa lepas dari dampak perlambatan global, harga komoditas yang tetap rendah, dan berkurangnya volume perdagangan global dan arus modal.
President World Bank Group Jim Yong Kim. mengatakan, sebagian besar dari revisi ini dikarenakan banyak negara berkembang yang bergantung pada ekspor komoditas. Negara-negara tersebut masih kesulitan untuk beradaptasi dengan rendahnya harga minyak dan harga komoditas. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah untuk dapat meningkatkan pertumbuhan tersebut sangat penting untuk segera dilakukan.
“Pertumbuhan yang lambat ini menggarisbawahi pentingnya negara-negara tersebut membuat kebijakan yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kehidupan masyarakat dengan kemiskinan ekstrem,” kata Kim. (*)