Jakarta – China, Kanada, dan Meksiko kompak “serang balik” Amerika Serikat (AS) usai Negeri Paman Sam tersebut mengenakan tarif baru atas impor bagi ketiga negara tersebut, pada Selasa (4/3) waktu setempat.
Diketahui, impor untuk seluruh produk dari Kanada dan Meksiko kini dikenai tambahan tarif 25 persen, sementara khusus untuk produk energi Kanada dikenai tarif 10 persen.
Adapun tarif 10 persen yang dikenakan Trump pada impor barang-barang China pada Februari lalu, kini digandakan menjadi 20 persen.
Lantas, bagaimana aksi serang balik China, Kanada dan Meksiko terhadap AS?
China membalas dengan menerapkan tarif hingga 15 persen pada produk pertanian milik AS tertentu, termasuk daging ayam, daging babi, kedelai, dan daging sapi. Tarif tersebut akan diumumkan oleh Kementerian Perdagangan China pada 10 Maret 2025.
Baca juga : Tarif Impor Baru Trump Ancam Ekonomi Kanada dan Meksiko
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengatakan, AS tetap bersikeras menggunakan isu fentanil sebagai alasan mengenakan tarif pada produk China yang diekspor ke AS.
“China telah berulang kali menolak pernyataan itu. Tindakan balasan yang kami ambil ini sepenuhnya diperlukan dan sah untuk melindungi hak dan kepentingan kami sendiri. Saya ingin menggarisbawahi bahwa orang Tionghoa tidak pernah takut pada kejahatan, tidak percaya pada hantu, dan tidak akan pernah dirundung,” terangnya, dinukil VOA Indonesia, Rabu, 5 Maret 2025.
China juga menempatkan 10 perusahaan AS lainnya dalam daftar entitas yang tidak dapat diandalkan. Hal ini akan membuat perusahaan-perusahaan itu tidak dapat melakukan kegiatan terkait impor atau ekspor yang berhubungan dengan China, dan untuk menanamkan investasi baru di China.
Sebagian di antaranya kemungkinan akan menghadapi pembatasan perdagangan dengan China jika produk mereka dapat digunakan untuk tujuan militer dan sipil.
Sementara itu, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan akan mengenakan tarif 25 persen terhadap produk AS bernilai 155 miliar dolar AS.
Baca juga : Rupiah Diproyeksi Melemah Akibat Kebijakan Tarif Impor Trump
Kebijakan ini diawali dengan produk senilai USD30 miliar dan USD125 miliar sisanya dalam 21 hari ke depan. Disusul tarif pada barang-barang seperti aluminium, mobil, baja dan truk.
Trudeau juga mengancam akan menghentikan pengiriman nikel dan transmisi energi lintas batas ke AS. Namun Trudeau menggarisbawahi bahwa langkah ini diambil tidak untuk merugikan warga Amerika, yang disebutnya sebagai “teman dan sekutu.”
“Pertama-tama saya ingin bicara pada rakyat AS. Kami tidak menghendaki (tindakan pembalasan tarif, red.) ini. Kami ingin bekerja bersama Anda sebagai teman dan sekutu. Kami juga tidak ingin melihat Anda dirugikan atau terluka. Tetapi pemerintah Anda memilih untuk melakukan hal ini terhadap Anda. Hingga saat ini sejumlah pasar saham anjlok dan inflasi diproyeksikan akan melonjak secara dramatis di seluruh AS,” terangnya.
Adapun Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum juga mengatakan akan menanggapi kenaikan tarif 25 persen yang diberlakukan AS, tetapi baru akan mengumumkannya pada Minggu (8/3) dalam sebuah acara publik di Mexico City.
Hal ini mengisyaratkan bahwa Meksiko masih berharap dapat menurunkan eskalasi perang dagang digaungkan Presiden Donald Trump. (*)
Editor: Galih Pratama