“Efek Purbaya” dan Hilirisasi Tahun 2026
Kemudian, tim ekonom BSI pun mengungkapkan “Efek Purbaya” telah mencerminkan kombinasi kebijakan yang lebih ekspansif namun tetap berhati-hati (prudent) di sisi fiskal dan keuangan.
Penempatan Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp276 triliun di perbankan, termasuk BSI, diharapkan memperkuat likuiditas, menurunkan cost of fund, dan mendorong pertumbuhan pembiayaan kembali ke kisaran dua digit untuk mendorong kembali kegiatan ekonomi khususnya melalui keterlibatan aktif dan kontributif sektor swasta, sehingga terjadi penciptaan lapangan kerja dan pemulihan kelas menengah.
Dari sisi produksi, Banjaran menekankan bahwa hilirisasi tetap menjadi salah satu mesin utama pertumbuhan jangka menengah. Proyeksi sektoral BSI menunjukkan percepatan di industri pengolahan, perdagangan, akomodasi & makan minum, transportasi, serta jasa informasi & komunikasi, yang seluruhnya tumbuh di atas rata-rata PDB pada 2026.
Tim ekonom BSI mencatat bahwa realisasi investasi triwulan III 2025 telah mencapai Rp491,4 triliun, tumbuh 13,9 persen, dengan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp279,4 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) Rp212 triliun.
Ke depan, hilirisasi dan pergeseran prioritas kebijakan diperkirakan akan menjadikan PMDN sebagai motor utama investasi, sementara PMA akan lebih selektif dan berfokus pada sektor bernilai tambah tinggi dan berorientasi ekspor.








