Jakarta – Direktur Utama PT BRI Insurance (BRINS) Fankar Umran menyatakan bahwa saat ini untuk menggalakkan tingkat literasi asuransi di Indonesia sudah tidak bisa lagi pakai cara konvensional, melainkan sudah harus pakai metode baru alias secara digital.
“Karena tantangannya begitu besar, maka tidak bisa literasi itu dilakukan dengan cara-cara konvensional semata, sebagaimana jaman-jaman dulu, tatap muka begitu banyak lebih efektif, tapi sekarang tidak lah,” ujarnya, pada sebuah acara diskusi virtual, di Jakarta, Rabu, 30 Juni 2021.
Dirinya pun lebih lanjut mengungkapkan mengapa cara literasi asuransi secara digital lebih efektif saat ini, diantaranya memiliki daya jangkau yang lebih luas, tanpa tatap muka, accessible, lebih efisien, milenial friendly, serta lebih approachable untuk para pengguna sosial media. Hal ini juga ditopang fakta bahwa 85% transaksi digital didukung oleh generasi milenial dan Z, yang mana 59% populasi Indonesia aktif menggunakan sosial media.
Namun demikian, ia mengungkapkan bahwa pendekatan literasi asuransi secara digital ini bukanlah tanpa hambatan. Sejumlah rintangan seperti perbedaan gap usia menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan penggalangan literasi asuransi secara digital.
“Kita lihat ya. Semakin rural, itu semakin rendah tingkat literasi. Semakin baby boomer, semakin sulit untuk dijangkau secara digital. Nah, sebaliknya, yang generasi X dan Y, itu semakin tinggi tingkat literasinya, tapi sebagian besar berada di urban. Hubungannya seperti itu,” pungkasnya. (Steven Widjaja).