Jakarta – Bank pelat merah mulai merencanakan buyback atau pembelian kembali saham, seiring dengan tren koreksi saham perbankan di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Adapun, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) telah mengumumkan rencana buyback saham dengan nilai maksimal Rp3 triliun. Pun demikian dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang berencana buyback saham sebesar Rp905 miliar. Lalu, bagaimana dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI)?
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyatakan bahwa pihaknya belum terdapat pembicaraan terkait dengan buyback saham tersebut.
“Belum, belum,” kata dia saat ditemui dalam acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 kemarin.
Baca juga: Likuiditas jadi Tantangan, Bank Mandiri Dorong Pertumbuhan Kredit Lewat Cara Ini
Sementara itu, Corporate Secretary Bank Mandiri M. Ashidiq Iswara menyebutkan bahwa perseroan memang belum ada pembahasan terkait hal tersebut. Dia perlu memastikan ke Kementerian BUMN apakah aksi korporasi itu akan diajukan saat rapat umum pemegang saham (RUPS) mendatang.
“Belum, belum, beneran belum. Jadi harus cek dulu. Nggak tahu ini mesti cek ke BUMN, seriusan,” ujar Ashidiq di kesempatan yang sama.
Ashidiq menjelaskan aksi korporasi tersebut tidak bisa dilakukan hanya karena melihat bank-bank pelat merah lain melakukannya. Menurutnya, hal itu harus dianalisa dan didiskusikan terlebih dahulu dengan internal.
Meski begitu, Ashidiq memastikan bahwa Bank Mandiri memiliki fundamental yang bagus dan bisa menopang pergerakan saham BMRI. Meski, saham-saham perbankan sedang mengalami tren koreksi.
“Tapi in a way yang bisa aku sampaikan adalah fundamental kita bagus, jadi kami optimis, bisa diandalkan lah,” ungkapnya.
Baca juga: INFOBANK15 Naik di Tengah Pelemahan IHSG, Simak Daftar Saham Penggeraknya
Sebagai informasi, saham BMRI anjlok 12,86 persen dalam sepekan terakhir dan kini berada di posisi 4.880. Posisi itu sudah jauh dari posisi pada 23 September 2024 yang berada di angka 7.450.
Adapun, sepanjang 2024 Bank Mandiri berhasil membukukan laba bersih Rp55,8 triliun. Angka ini mengalami pertumbuhan tipis sebesar 1,31 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp55,06 triliun.
Dari sisi intermediasi, Bank Mandiri mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp1.671 triliun, meningkat signifikan hingga 19,5 persen yoy. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh segmen wholesale, yang mencapai Rp913 triliun atau naik 25,5 persen yoy. (*)
Editor: Galih Pratama









