Jakarta – Neraca perdagangan Indonesia Januari 2016 tercatat surplus US$0,05 miliar setelah pada Desember 2015 mengalami defisit US$0,16 miliar. Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja neraca perdagangan akan tetap positif dalam mendukung kinerja transaksi berjalan.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengungkapkan, perbaikan neraca perdagangan tersebut didukung oleh turunnya defisit neraca perdagangan migas. Sementara itu, neraca perdagangan nonmigas masih mencatat surplus di Januari 2016 sebesar US$0,16 miliar atau lebih rendah dibandingkan dengan surplus Desember 2015 sebesar US$0,34 miliar.
Penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas disebabkan oleh turunnya ekspor nonmigas (11,52%, month to month/mtm) yang lebih dalam dibanding penurunan impor nonmigas (10,22,% mtm). Penurunan ekspor nonmigas terjadi pada ekspor lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, pakaian jadi bukan rajutan, bijih, kerak, dan abu logam, dan timah.
“Sementara itu, penurunan impor mesin dan peralatan mekanik, mesin dan peralatan listrik, besi dan baja, bahan kimia organik, dan perhiasan/permata menjadi penyebab utama turunnya impor nonmigas Januari 2016,” ujar Tirta dalam keterangannya di Jakarta, Senin 15 Februari 2016.
Sedangkan pada defisit neraca perdagangan migas mengalami penurunan dari US$0,50 miliar menjadi US$0,11 miliar di Januari 2016. Menurutnya, perbaikan neraca perdagangan migas tersebut dipengaruhi oleh penurunan impor migas sebesar 32,10% (mtm) yang melampaui penurunan ekspor migas sebesar 14,81% (mtm).
“Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik yang dapat memengaruhi kinerja neraca perdagangan,” tutup Tirta. (*) Rezkiana Nisaputra