Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mencatatkan 14 saham baru sepanjang tahun berjalan hingga 28 Mei 2025, dengan total dana yang dihimpun sekitar Rp7 triliun. Sementara itu, delapan perusahaan lainnya dijadwalkan melantai di BEI pada pekan depan.
Meski demikian, jumlah pencatatan saham baru tersebut lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024, yang mencatatkan 41 perusahaan dengan total dana sebesar Rp14,4 triliun.
Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna, menuturkan bahwa keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan aksi korporasi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) memerlukan persiapan yang sangat matang dan waktu yang tidak singkat.
Baca juga: Ada 14 Perusahaan Antre IPO, Mayoritas Beraset Jumbo
Menurutnya, kesuksesan IPO bergantung pada kesiapan internal perusahaan, mulai dari kesiapan kinerja keuangan, tata kelola, manajemen, hingga equity story yang disampaikan kepada insvestor.
“Kami mendorong perusahaan untuk memiliki kesiapan IPO yang baik untuk kesuksesan baik pada saat IPO dan juga setelah IPO, meski persiapan ini membutuhkan waktu yang sedikit lebih panjang,” ujar Nyoman dalam keterangannya dikutip, Jumat, 4 Juli 2025.
Evaluasi IPO Sesuai Regulasi
Lebih lanjut, Nyoman menjelaskan, proses evaluasi atas dokumen pendaftaran pencatatan efek di BEI dilakukan secara konsisten sesuai dengan standar evaluasi dan regulasi yang berlaku.
“Calon perusahaan tercatat harus mampu memenuhi persyaratan sesuai dengan regulasi sebagaimana aspek formal dalam penilaian calon perusahaan tercatat, serta aspek non-formal di antaranya going concern perusahaan, kualitas manajemen, dan aspek penilaian lainnya,” imbuhnya.
Baca juga: Bank BJB Syariah Siapkan IPO pada 2027, Targetkan Tambah Modal Rp1,2 T
Sebagai bagian dari strategi menjaring perusahaan IPO tahun ini, BEI senantiasa menjalankan kegiatan edukasi dan pengembangan yang berkelanjutan untuk memastikan seluruh pemangku kepentingan memahami proses dan kesiapan IPO.
Melalui unit kerja khusus, BEI secara aktif mendampingi perusahaan-perusahaan termasuk perusahaan dengan skala aset besar, baik swasta, BUMN, maupun BUMD dalam mempersiapkan IPO.
Pendampingan dilakukan melalui sejumlah inisiatif seperti go public workshop, coaching clinic, one-on-one meeting, dan networking event yang mempertemukan pelaku usaha dengan profesi penunjang pasar modal.
Sehingga, inisiatif ini diharapkan dapat mempermudah akses perusahaan terhadap ekosistem pasar modal dan mempercepat proses transformasi menuju perusahaan terbuka.
BEI Susun Kajian Strategis IPO
Secara khusus, BEI juga tengah menyusun kajian strategis terkait IPO dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan sebagai narasumber.
Pihak-pihak yang terlibat mencakup grup usaha besar, perusahaan potensial IPO, investor institusi maupun ritel, serta lembaga pemerintah.
Kajian ini bertujuan untuk memahami minat perusahaan berskala besar terhadap IPO, menggali tantangan dan ekspektasi pelaku usaha, serta menyusun rekomendasi terkait perbaikan regulasi dan penguatan infrastruktur pasar. (*)
Editor: Yulian Saputra