Jakarta – PT Bank BJB Syariah (bjb syariah) memberikan kabar terbaru terkait rencana aksi korporasi berupa penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) yang telah digaungkan sejak semester II 2022.
Direktur Utama bjb syariah, Arief Setyahadi, mengatakan bahwa perseroan tengah mempersiapkan aksi korporasi IPO secara serius, salah satunya melalui penerbitan sukuk yang akan menunjang ekspansi bjb syariah. Ia menyebut IPO ditargetkan dapat terlaksana pada 2027 atau 2028.
“Jadi kami mempersiapkan dulu fondasi kami dengan adanya sukuk ini otomatis ekspansi kita akan terus meningkat dan akan mengawal ratio-ratio kami sehingga harapan kami 2027 atau 2028 insyaallah kami akan IPO,” ujar Arief usai Pencatatan Sukuk di Jakarta, Kamis, 3 Juli 2025.
Baca juga: Investor Besar Antri di IPO BJB Syariah Tahun Ini
Arief menambahkan, perkiraan dana segar yang bakal diraih melalui aksi korporasi IPO nantinya sekitar lebih dari Rp1 triliun.
“Mungkin sekitar Rp1 triliun lebih lah ya. Karena kan kita saat ini modal kita tuh secara overall tuh sekitar Rp1,8 triliun-an jadi untuk mencapai Rp3 triliun berarti sekitar Rp1,2 triliun lah ya, bisa di atas Rp3 triliun (modal) nanti dari IPO,” imbuhnya.
Adapun, rencana penggunaan dana IPO bjb syariah nantinya bakal digunakan utamanya untuk ekspansi pembiayaan, lalu untuk ekspansi jaringan dan IT yang dapat mendukung digitalisasi internal bjb syariah.

Penerbitan Sukuk Jadi Langkah Awal Aksi Korporasi
Sebagai bagian dari strategi korporasi, bjb syariah baru saja mencatatkan Sukuk Wakalah bi al-Istitsmar Subordinasi I Tahun 2025 di Bursa Efek Indonesia (BEI) senilai Rp300 miliar.
Secara rinci, sukuk yang diterbitkan bank bjb syariah tersebut terbagi dalam dua seri, yakni Seri A sebesar Rp240 miliar, dengan tenor 5 tahun, dan imbal hasil sebesar 8,70 persen per tahun.
Lalu juga diterbitkan Seri B sebesar Rp60 miliar dengan tenor 7 tahun dan imbal hasil sebesar 9,00 persen per tahun.
Baca juga: Perluas Layanan, BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan Link
“Khusus untuk Sukuk Wakalah subordinasi yang saat ini kita terbitkan tujuan penggunanya untuk pembiayaan di sisi produktif dan konsumtif yang berbasis murabahah, karena dia mau punya imbal hasil yang pasti dan memang itu tujuan utama dan ini adalah bagian dari rangkaian aksi korporasi kita,” ujar Direktur Operasional bjb syariah, Vicky Fitriadi dalam kesempatan yang sama. (*)
Editor: Yulian Saputra