Jakarta – Guna meringankan beban korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat, (NTB) PT Asuransi BRI Life memberikan bantuan melalui “BRI Life Berbagi” dengan mendirikan Posko Peduli Lombok di beberapa titik sekitar lokasi terdampak gempa yakni desa Dopang, Guntur Macan serta Jeringgo yang berlangsung 16-23 Agustus 2018.
Adapun bantuan yang diberikan BRI Life berupa pengadaan tenaga medis dengan mendatangkan 2 dokter dan 3 perawat ke lokasi gempa, obat obatan, tenda darurat untuk tempat ibadah dan sekolah sebanyak 5 unit tenda berukuran 6×14 meter persegi serta bantuan logistik berupa makanan dan minuman untuk kebutuhan sehari-hari.
BRI Life sebagai anak perusahaan dari BRI mengaku secara berkesinambungan terus melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud dan tanggung jawab sosial kepada nasabah dan masyarakat luas. Bantuan atas musibah gempa yang terjadi di Lombok ini juga salah satu bentuk kepedulian tersebut.
Baca juga: BRI Life Beri Asuransi ke Tim Thomas dan Uber Cup
Direktur Operasional BRI Life Ansar Arifin mengatakan, untuk memudahkan distribusi dan koordinasi, BRI Life juga bekerjasama dengan Kantor BRI Cabang Mataram yang berada di Lombok untuk terjun langsung ke lapangan. Dirinya menyampaikan turut berduka atas kejadian gempa yang menimpa masyarakat yang ada di Lombok.
“Semoga bantuan yang diberikan ini dapat meringankan beban masyarakat yang terkena musibah dan tentunya berharap agar masyarakat Lombok dapat segera kembali beraktivitas seperti semula,” ujar Ansar dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 30 Agustus 2018.
Rangkaian kejadian gempa bumi di Lombok yang berlangsung sejak tanggal 29 Juli 2018 hingga berkekuatan 7 SR masih terus berlanjut hingga beberapa kali gempa susulan. Kondisi ini tentunya menyisakan kerugian materi dan non materi bagi masyarakat Lombok.
Ada sekitar 20 ribu masyarakat Lombok yang menjadi korban gempa di wilayah Nusa Tenggara Barat ini dan mengungsi ke beberapa titik pengungsian, dimana tenda darurat dan fasilitas umum yang masih layak untuk ditempati berubah menjadi tempat pengungsian dan penampungan bagi para korban. (*)