Jakarta – PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) hingga kuartal I 2025 berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp5,3 miliar di tengah berbagai tantangan perekonomian global maupun domestik.
Raihan laba tersebut ditopang oleh penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp11,9 triliun di tiga bulan pertama 2025. Angka ini meningkat tipis sebesar 2 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Mayoritas pembiayaan diberikan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan porsi sebesar 63 persen atau Rp7,4 triliun dari total pembiayaan.
CEO Bank Sampoerna Ali Yong menyampaikan, industri perbankan menghadapi tantangan di kuartal I 2025. Tantangan bisa jadi tidak akan mereda hingga akhir tahun, mengingat sejumlah permasalahan dan kondisi geopolitik yang penuh ketidakpastian. Kondisi ini tentunya menyulitkan UMKM untuk berkembang. Namun, kondisi tersebut tidak menyurutkan Bank Sampoerna untuk terus mendukung pemberdayaan UMKM.
“Walaupun Indonesia masih rentan terhadap kondisi ekonomi global yang dipengaruhi oleh konflik geopolitik, kami terus berkomitmen untuk mendukung UMKM yang kami jalankan dengan terus memanfaatkan teknologi digital dan kolaborasi dengan berbagai mitra strategis. Kedua aspek tersebut menjadi langkah strategis kami dalam memberdayakan dan memperluas cakupan penyaluran kredit UMKM hingga ke pelosok tanah air,” ujar Ali dikutip Kamis, 15 Mei 2025.
Baca juga: Tumbuh 67,96 Persen, BEKS Kantongi Laba Rp3,46 Miliar di Kuartal I 2025
Sementara Direktur Finance & Business Planning Bank Sampoerna Henky Suryaputra menambahkan, sejalan dengan strategi serta kebutuhan likuiditas Bank Sampoerna, pada akhir Maret 2025, akumulasi Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Sampoerna mencapai Rp13,4 triliun. Sekitar 20 persen dari DPK berbentuk rekening tabungan dan giro (current account & saving account/ CASA).
Henky menambahkan, jumlah DPK ini meningkat 4,4 persen dibandingkan yang terakumulasi pada akhir Maret 2024 sebesar Rp12,9 triliun. Peningkatan ini juga sejalan denganpeningkatan DPK keseluruhan industri perbankan yang pada periode sama meningkat sebesar 4,7 persen.
Selain itu, peran memberdayakan UMKM juga diwujudkan lewat pemberian jasa perbankan atau yang dikenal sebagai Bank as a Service (BaaS). BaaS ini terdiri dari jasa pemanfaatan virtual account, pembayaran via QRIS, dan transfer dana melalui kerja sama mitra (host-to-host fund transfer), yang di sepanjang kuartal pertama 2025 berlangsung sebanyak lebih dari 46 juta transaksi dengan total volume transaksi mendekati Rp30 triliun.
Total volume transaksi tersebut meningkat tujuh kali lipat dari volume transaksi yang terjadi pada kuartal pertama 2024, terutama didorong semakin banyaknya transaksi penerimaan pembayaran menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Baca juga: Laba Bank Mayapada Terbang 104,83 Persen di Kuartal I 2025, jadi Rp11,28 Miliar
“Walaupun masih terdampak dengan berbagai tantangan ekonomi, Bank Sampoerna membukukan laba bersih sebesar Rp5,3 miliar pada kuartal pertama 2025 ini berkat dukungan nasabah dan kolaborasi dengan mitra strategis. Ke depannya kami optimis untuk terus konsisten mendukung UMKM sebagai tonggak perekonomian nasional,” tegas Henky.
Henky menyatakan bahwa capaian tersebut didukung dengan fundamental dan likuiditas yang terjaga baik. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) berada pada posisi sangat kuat di 28,4 persen. Demikian pula likuiditas sebagaimana direfleksikan dengan rasio pinjaman terhadap DPK (Loan to Deposit Ratio/ LDR) tertangani dengan baik pada tingkat 88,4 persen. (*)
Editor: Galih Pratama