Jakarta – Bank Neo Commerce (BNC) mencatatkan penyaluran kredit sepanjang Semeter I-2021 sebesar Rp3,8 triliun atau mengalami pertumbuhan mencapa 30% bila dibandingkan dengan tahun lalu diperiode yang sama sebesar Rp2,9 triliun.
Peningkatan ini tentunya berimbas pada kenaikan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income) sebesar 42% atau setara dengan Rp40 miliar, dari Rp96 miliar di periode Juni 2020 menjadi Rp136 miliar di Juni 2021.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) perseroan hingga Juni 2021 tercatat sebesar Rp5,1 triliun, atau meningkat 70% bila dibandingkan perolehan di Juni 2020 yang sebesar Rp3 triliun. Hal ini membuktikan bahwa BNC semakin dipercaya oleh masyarakat.
Namun demikian, kerugian bersih perusahaan sebesar Rp132 miliar pada Semester I 2021. Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan, mengungkapkan, penurunan laba bersih ini lebih banyak disebabkan karena transformasi untuk menjadi bank digital.
Perseroan terus mengalokasikan belanja modal untuk investasi di sisi teknologi, pengembangan sumber daya dan juga pengembangan aplikasi agar sesuai dengan kebutuhan pengguna, termasuk didalamnya biaya promosi. Selain itu, biaya keamanan digital dan edukasi berkelanjutan juga terus ditambah.
“Sejalan dengan new digital user growth, maka tentunya akan ada pos-pos biaya yang meningkat secara linear dengan pertumbuhan digital user kami tersebut. Kami menilai hal ini masih sesuatu yang wajar, seluruh pengeluaran dari perusahaan selalu berdasarkan penilaian dan peninjauan yang cermat serta proyeksi jangka panjang yang matang,” jelas Tjandra pada keterangannya, 30 Agustus 2021.
Atas kinerja perusahaan tersebut, total aset Bank BNC juga mengalami kenaikan yang signifikan, sebesar 75%, dari Rp4 triliun di Juni 2020 menjadi Rp7 triliun di Juni 2021. “Kenaikan di sisi aset ini dimotori oleh kenaikan signifikan di sisi perolehan Dana Pihak Ketiga,” ucapnya. (*)
Editor: Rezkiana Np