Jakarta – Bank Mandiri sebagai bank pelat merah terus mendukung program strategis pemerintah, salah satunya penyaluran kredit di sektor hilirisasi.
Hingga akhir 2024, Bank Mandiri berhasil menyalurkan kredit di sektor pengolahan hingga mineral mencapai Rp185 triliun, atau tumbuh 14,3 persen secara tahunan (yoy).
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyatakan bahwa khusus penyaluran kredit di sektor mineral tumbuh melesat mencapai 61,4 persen.
“Kredit ini digunakan untuk membiayai pembangunan dan operasional smelter serta refinery mineral seperti nikel, emas, dan tembaga,” ucap Darmawan dalam Paparan Kinerja Triwulan IV 2024, dikutip, Kamis, 6 Februari 2025.
Baca juga: Laba Bank Mandiri Taspen Naik 11,93 Persen di 2024 jadi Rp1,58 Triliun
Baca juga: Tantangan Ciptakan Green Jobs dalam Pusaran Hilirisasi Nikel
Meski demikian, Bank Mandiri memastikan manajemen risiko tetap diterapkan untuk penyaluran kredit di proyek-proyek tersebut, dengan sejumlah mitigasi risiko seperti, kecukupan pasokan bahan baku dan keberlangsungan operasi perusahaan.
“Kami mendukung percepatan dan peningkatan program hilirisasi ini karena dampaknya yang signifikan terhadap perekonomian nasional, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan volume ekspor, dan memperkuat daya saing industri nasional,” paparnya.
Sebagai informasi, sepanjang 2024 realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi mencapai Rp1.670,55 triliun naik 19,5 persen secara year on year (yoy). (*)
Editor: Galih Pratama










