Rusia dan China Kecam Tindakan AS
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pihaknya mengutuk keras serangan AS terhadap Iran.
“Keputusan yang tidak bertanggung jawab untuk menjadikan wilayah negara berdaulat sebagai sasaran serangan rudal dan bom, apa pun argumen yang diajukan, secara mencolok melanggar hukum internasional, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kata kementerian tersebut dalam pernyataannya.
Baca juga: Gandeng Rusia, Indonesia Bidik Internet Murah dan Cepat
Sementara, Kementerian Luar Negeri China mengatakan pihaknya juga mengutuk keras serangan AS terhadap situs nuklir Iran, yang secara serius melanggar tujuan dan prinsip Piagam PBB dan hukum internasional, serta telah memperburuk ketegangan di Timur Tengah.
“China mengimbau pihak-pihak yang bertikai, khususnya Israel, untuk mencapai gencatan senjata sesegera mungkin, memastikan keselamatan warga sipil, dan memulai dialog dan negosiasi,” kata kementerian tersebut di X.
“China siap bekerja sama dengan komunitas internasional untuk menyatukan upaya dan menegakkan keadilan, serta berupaya memulihkan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah,” imbuhnya.
Eropa Serukan De-Eskalasi dan Diplomasi
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer mendesak Iran untuk kembali ke meja perundingan dan mengatakan bahwa stabilitas di kawasan tersebut tetap menjadi prioritas, menurut pernyataan dari Downing Street.
"Program nuklir Iran merupakan ancaman serius bagi keamanan internasional. Iran tidak boleh dibiarkan mengembangkan senjata nuklir dan AS telah mengambil tindakan untuk meredakan ancaman itu," kata Starmer dalam sebuah pernyataan.
Sementara, Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas telah menyerukan de-eskalasi dan kembali ke perundingan.
"Saya mendesak semua pihak untuk mundur, kembali ke meja perundingan dan mencegah eskalasi lebih lanjut," tulis Kallas di X, seraya menambahkan Iran tidak boleh dibiarkan mengembangkan senjata nuklir dan bahwa menteri luar negeri Uni Eropa akan membahas situasi tersebut pada hari Senin.
Baca juga: Prabowo Sambut Presiden Emmanuel Macron, Bahas Kerja Sama Strategis Indonesia-Prancis
Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, telah menyatakan kekhawatiran dan mendesak para pihak untuk menahan diri guna menghindari eskalasi yang mungkin mengarah pada perpanjangan konflik.
Dalam pernyataannya di X, ia menambahkan, Prancis meyakini bahwa solusi yang langgeng untuk masalah ini memerlukan solusi yang dinegosiasikan dalam kerangka Perjanjian Non-Proliferasi.
di tempat terpisah, Kanselir Jerman, Frederick Merz telah meminta Iran untuk segera kembali ke perundingan nuklir dengan AS sehingga dapat ditemukan solusi diplomatik.
“Kanselir dan menteri kabinet keamanan akan berkoordinasi erat dengan mitra Uni Eropa dan AS mereka sepanjang hari,” kata juru bicara pemerintahan Jerman, Stefan Kornelius dalam sebuah pernyataan.









