Jakarta – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda memprediksi, Bank Indonesia (BI) masih akan meningkatkan suku bunga acuannya secara agresif pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Desember 2022 sebesar 25 bps – 50 bps. Saat ini, hingga November 2022 tingkat suku bunga acuan BI sudah mencapai 5,25%.
Menurutnya, masih adanya potensi kenaikan tersebut disebabkan karena nilai tukar rupiah masih berada di angka sekitar Rp15.600 per USD1.
“Bank Indonesia masih akan menaikkan suku bunga acuan di sisa tahun ini, mengingat nilai tukar rupiah masih berada di angka sekitar Rp15.600 per USD1. Suku bunga saya rasa akan naik 25 bps hingga 50 bps,” ungkap Nailul saat dihubungi Infobank, dikutip Rabu, 21 Desember 2022.
Meskipun inflasi melandai pada dua bulan terakhir yaitu pada Oktober dan November masing-masing sebesar 5,71% dan 5,42%, namun angka tersebut masih relatif tinggi.
Di samping itu, menurutnya, kebijakan BI yang diprediksi akan menaikkan suku bunganya di sisa tahun ini merupakan antisipasi dari ancaman kenaikan inflasi efek dari akhir tahun.
“Level inflasi juga relatif masih tinggi di angka 5,4%. Ada juga ancaman kenaikan inflasi dari akhir tahun yang memang beberapa barang sudah mengalami kenaikan,” jelas Nailul. (*)