Poin Penting
- Pendiri grup Argo Manunggal dan Alam Sutera, The Ning King, wafat di Singapura pada usia 94 tahun, Minggu, 2 November 2025.
- Taipan kelahiran Bandung ini membangun kerajaan bisnis dari tekstil hingga properti, termasuk PT Argo Pantes dan PT Alam Sutera Realty Tbk.
- Warisan terbesarnya adalah Alam Sutera dan Suvarna Sutera, yang kini menjadi kawasan hunian dan komersial prestisius di Tangerang dan sekitarnya.
Jakarta - Kabar duka menyelimuti dunia bisnis di Tanah Air. The Ning King, pendiri grup Argo Manunggal, berpulang pada usia 94 tahun di Singapura, Minggu, 2 November 2025.
Kabar kepergian pria kelahiran Bandung, 20 April 1931 ini disampaikan langsung oleh PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) melalui pernyataan resmi perusahaan kepada publik.
“Segenap Keluarga Besar Alam Sutera Group menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Kiranya damai dan terang Kasih Kristus senantiasa menyertai dan memberi penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan," tulis akun Instagram @alam_sutera_realty, dikutip Senin, 3 November 2025.
Baca juga: Asing Catat Net Buy Rp1,18 Triliun, Saham Konglomerat Jadi Incaran
Mendiang The Ning King meninggalkan istri, Lie Ang Sioe Nio, anak, menantu, cucu-cucu dan warisan bisnis besar yang membentang dari industri tekstil, konstruksi, hingga pengembangan kawasan terpadu.
Perjalanan Panjang Sang Taipan
Dilansir dari berbagai sumber, The Ning King pernah masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia pada 2017, dengan nilai kekayaan mencapai sekitar USD450 juta.
Sang Taipan memulai karier bisnis dari usaha tekstil keluarga dan memindahkannya ke Jakarta pada 1949. Bisnis tersebut kemudian meluas ke sektor pertambangan, energi, perpipaan, properti, kawasan industri, hingga agrikultur.
Baca juga: Jurus Alam Sutera Genjot Penjualan di Tengah Daya Beli Melemah
Pada 1977, ia mendirikan PT Argo Pantes Tbk. (ARGO), pabrik tekstil pertama grup tersebut. Kini, bisnis tekstil Argo Manunggal beroperasi di Tangerang, Salatiga, Bandung, dan Semarang.
Dalam sektor industri, beberapa perusahaan bernaung di bawah Industrial by Argo Manunggal (IAM), seperti Cakrasteel, Pralon, dan Fumira, yang memproduksi baja serta produk perpipaan untuk pasar nasional.
Warisan Besar: Alam Sutera dan Properti Nasional
Warisan terbesar The Ning King terletak di sektor properti melalui PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI). Berdasarkan laporan tahunan 2022, ia tercatat sebagai pemegang saham utama dan pengendali perseroan melalui PT Tangerang Fajar Industrial Estate, PT Manunggal Prime Development, dan PT Argo Manunggal Land Development, dengan porsi saham masing-masing 25,72 persen, 21,66 persen, dan 0,66 persen.
Diketahui, pendirian ASRI tidak terlepas dari tangan dingin Haryanto Tirtohadiguno (61), menantu The Ning King, yang mendapat kepercayaan mendirikan dan mengelola perusahaan tersebut pada 1993.
Sejak melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2007, Alam Sutera tumbuh menjadi salah satu kawasan hunian dan komersial paling prestisius di barat Jakarta.
Baca juga: Celios: Pajak Kekayaan 50 Konglomerat RI Bisa Tambah Rp81 Triliun ke Negara
Selain Alam Sutera, ASRI juga mengembangkan kawasan mandiri Suvarna Sutera di Tangerang dengan luas 2.600 hektare, turut membangun Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali, dan mengelola aset komersial seperti Mall @ Alam Sutera, Flavor Bliss, serta sejumlah gedung perkantoran.
Warisan bisnis The Ning King menjadi tonggak penting dalam perkembangan sektor properti nasional, terutama dalam pengembangan kawasan terpadu dan infrastruktur komersial di Indonesia. (*)
Editor: Yulian Saputra










