Adira Finance Masih Catatkan Laba Rp1,02 Triliun di Tengah Pandemi

Adira Finance Masih Catatkan Laba Rp1,02 Triliun di Tengah Pandemi

Jakarta – Akibat dampak berkepanjangan dari pandemi Covid-19, perlambatan ekonomi Indonesia masih terus berlanjut hingga akhir tahun 2020. Hal ini menyebabkan kinerja PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk (Adira Finance) ikut menurun. Namun demikian, perseroan masih mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,02 triliun atau mengalami penurunan hingga 51,4%.

Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli mengatakan, penyaluran pembiayaan baru Adira Finance tercatat sejumlah Rp18,6 triliun atau turun 51% (yoy) dari pencapaian tahun sebelumnya. Pembiayaan baru pada segmen mobil dan sepeda motor masing masing menurun sebesar 46% (yoy) dan 52% (yoy). Sehingga pangsa pasar pada segmen mobil dan sepeda motor juga ikut turun masing masing menjadi 4,1% dan 9,5% di 2020.

“Kami juga lebih berhati hati dalam melakukan akuisisi pembiayaan baru pada tahun lalu untuk menghadapi peningkatan risiko kredit. Kalau untuk total piutang yang dikelola Perusahaan sebesar Rp44 triliun, turun 20% (yoy) di 2020,” ujar Hafid Hadeli dalam paparan kinerja yang digelar virtual, Senin, 22 Februari 2021.

Biaya kredit Perusahaan termasuk piutang pembiayaan bersama naik menjadi 6,4% atas total piutang yang dikelola pada tahun 2020 seiring dengan kondisi lingkungan bisnis yang terus memburuk disepanjang tahun 2020. Sementara itu, NPL Adira Finance tercatat sebesar 1,9% dari piutang yang dikelola, lebih rendah dibandingkan dengan industri pembiayaan sekitar 4,0%.

Perusahaan membukukan pendapatan bunga sebesar Rp10,3 triliun atau turun 14% di 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terutama dikarenakan penurunan piutang pembiayaan yang didorong oleh penurunan pembiayaan baru yang sejalan dengan penurunan signifikan pada pasar penjualan otomotif, serta adanya restrukturisasi pinjaman kepada konsumen di sepanjang tahun 2020.

Untuk beban bunga tercatat sebesar Rp4,3 triliun, atau turun sebesar 9,2%. Sehingga pendapatan bunga bersih Adira Finance tercatat sebesar Rp6,0 triliun, turun 17,1% (yoy). Akibatnya margin bunga bersih Adira Finance juga menurun menjadi sebesar 12% di 2020. Beban operasional juga turun 4,7% menjadi Rp3,5 triliun dimana perusahaan telah melakukan langkah-langkah efektif untuk mengelola biaya operasional selama pandemi.

Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila menambahkan, Dengan adanya kecukupan likuiditas, Perusahaan telah membayar seluruh kewajiban keuangannya termasuk membagikan dividen kepada para pemegang saham sebesar Rp1,06 triliun pada bulan April 2020, dan mendanai kebutuhan bisnisnya dengan menggunakan fasilitas pendanaan yang tersedia dan pembayaran angsuran dari nasabah.

“Merupakan prioritas Perusahaan untuk memperoleh likuiditas yang cukup guna memenuhi semua kewajiban keuangan dan pendanaan untuk kebutuhan bisnis. Dalam memperoleh kebutuhan pendanaannya, Perusahaan berhasil menerbitkan obligasi pada bulan Juni 2020 sebesar 1,5 triliun (Rp1,3 triliun konvensional dan Rp200 miliar Sukuk). Perusahaan juga telah menggunakan fasilitas pinjaman sindikasi (syndicated loan) luar negeri sebesar USD300 juta dimana pinjaman ini telah sepenuhnya dilakukan lindung nilai (fully hedged) baik dari pokok maupun suku bunganya. Adira Finance juga mendapatkan dukungan standby facility setara dengan USD280 juta,” tambah I Dewa Made Susila.

Menurutnya, perseroan telah berpartisipasi dalam program restrukturisasi kredit pemerintah bagi konsumen yang terkena dampak langsung pandemi Covid 19. Hingga akhir Desember 2020, jumlah nasabah yang pinjamannya telah direstrukturisasi ada sebanyak 827 ribu kontrak atau sekitar Rp18,9 triliun mewakili sekitar 35% dari piutang yang dikelola per Februari 2020. Seiring waktu, sekitar 8094 dari pinjamanan nasabah yang telah direstrukturisasi telah mulai membayar kewajiban cicilannya. (*)

Related Posts

News Update

Top News