Jakarta– Bank Indonesia mengaku telah melakukan intervensi pasar pada hari ini guna mengantisipasi pelemahan Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang semakin menjadi dalam beberapa minggu ini.
Hal itu disampaikan Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Doddy Zulverdi kala menyampaikan paparannya saat Kegiatan Briefing BI Bersama Media (BBM) Mengenai Nilai Tukar Rupiah di Kompleks Bank Indonesia Jakarta. Dirinya menyebut, intervensi tersebut guna menjaga nilai tukar Rupiah.
“Variabel rupiah saat ini kami nilai terlalu lemah. Seharusnya bisa lebih kuat jika melihat perbaikan kondisi ekonomi domestik,” kata Doddy di Kompleks BI Jakarta, Kamis 1 Maret 2018.
Dirinya menyebut, pelemahan nilai tukar rupiah lebih disebabkan oleh faktor global bukan domestik. Sebab, beberapa indikator domestik masih mencerminkan kinerja yang sangat positif dan menunjang pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: BI: Dua Faktor Global Jadi Penyebab Pelemahan Rupiah
“Kalau domestik bukan penyebab pelemahan, karena indikator ekonomi domestik justru positif, mulai dari PDB 5,19 persen pada kuartal IV. Itu lebih tinggi dari proyeksi BI. Artinya, kepercayaan diri terhadap ekonomi masih besar dan didukung oleh invetasi swasta, selain ekspor,” jelas Doddy.
Sebagaimana diketahui, pergerakkan nilai tukar rupiah pada Kamis (1/3) pagi sempat menyentuh angka Rp13.800 per dolar. Namun hingga Kamis siang ini, nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp 13.755 per dolar AS. Selain itu, sepanjang tahun berjalan sejak 1 Januari hingga 1 Maret 2018, volatilitas rupiah tercatat sebesar 8,3 persen. (*)