Jakarta – Bank pembangunan daerah (BPD) berusaha giat mengucurkan kredit produktifnya agar tidak tergantung dengan kredit konsumsi kepada pegawai pemda. Salah satunya adalah kredit ke sektor properti baik berupa kredit kontruksi maupun kredit pemilik rumah (KPR).
Pada 2017, sektor properti menjadi jalur basah bank-bank umum untuk memacu kinerja pertumbuhan kreditnya. Namun, banyak BPD yang justru terpeleset non performing loan (NPL) di sektor kredit properti.
Menurut Biro Riset Infobank, ada 10 BPD yang kredit propertinya terbakar kredit macet dengan NPL di atas 5%. Pertama Bank Lampung. Bahkan seluruh kredit properti Bank Lampung macet total alias NPL-nya 100%.
Peringkat dua dalam NPL kredit properti diduduki oleh Bank Sultra dengan NPL 42,29%.
Peringkat ketiga diduduki oleh Bank Sumsel Babel yang mencatat NPL 39,41% dari jumlah kredit properti sebesar Rp356,61 miliar. Berikutnya Bank Kaltim yang NPL kredit propertinya tahun lalu 8,56% melonjak menjasdi 35,82% per September 2017. NPL kredit properti Bank Sultra mencapai 42,29%.
Sedangkan kredit properti Bank Sulut Gorontalo dan Bank DKI masing-masing digerogoti NPL sebesar 29,01% dan 13,97%.
Berikutnya adalah Bank Kalsel yang mencatat NPL 11,00% dan Bank Sumut yang NPL-nya 10,59%. Sedangkan Bank Banten dan Bank BJB masing-masing mencatat NPL kredit properti 9,19% dan 6,17%. Bank Jatim yang pada 2016 mencatat NPL kredit properti di atas 5%, berhasil menekan NPL menjadi di bawah 3%.
Bagaimana posisi kredit properti BPD di peringkat kredit properti 115 bank umum di Indonesia? Mengapa kredit properti BPD banyak yang terbakar kredit macet? Baca selengkapnya di Majalah Infobank Edisi Januari 2018 edisi cetak maupun digital. (*)