Hongkong – Perekonomian Indonesia terus menunjukkan beberapa kelemahan struktural. Demikian hasil penilaian Fitch Rating dalam paparannya minggu lalu. Kelemahan struktural tetap ada, terlepas dari perbaikan dari pelaksanaan reformasi yang dilakukan.
Fitch Rating mencatat, Produk Domsetik Bruto (PDB) per kapita cenderung rendah, dengan rata-rata USD3.780. Selain itu, tata kelola juga dinilai masih lemah, seperti tercermin dalam indikator indikator tata kelola Bank Dunia. Untuk poin ini, Indonesia hanya berada di peringkat ke-45.
Soverign Rating Model (SRM) dan Qualitative Overlay (QO) FSM milik Fitch memberi nilai Indonesia setara dengan peringkat ‘BBB’ pada skala Rupiah Jangka Panjang IDR. Komite pemeringkat Fitch tidak menyesuaikan output dari SRM sampai pada final Long-Term Foreign-Currency IDR.
Komite pemeringkat Fitch memutuskan untuk menghapus penyesuaian QO -1 notch yang sebelumnya diterapkan pada keluaran SRM Indonesia sehubungan dengan Keuangan Eksternal. Dalam pandangan Fitch, Keuangan Eksternal Indonesia telah menjadi lebih tangguh terhadap potensi kerentanan eksternal sebagai akibat dari konsistensi kerangka kebijakan pemerintah mengenai stabilitas makroekonomi dan peningkatan buffer eksternal, termasuk cadangan devisa.
Fitch’s SRM adalah model pemeringkatan regresi berganda milik agensi yang menggunakan 18 variabel berdasarkan rata-rata terpusat tiga tahun, termasuk perkiraan satu tahun, untuk menghasilkan nilai setara dengan IDR Mata Uang Asing Jangka Panjang. Sementara QO Fitch adalah kerangka kualitatif berwawasan ke depan yang dirancang untuk memungkinkan penyesuaian pada keluaran SRM untuk menetapkan nilai akhir, yang mencerminkan faktor-faktor dalam kriteria Fitch yang tidak sepenuhnya dapat diukur dan atau tidak sepenuhnya tercermin. (*)