MAMI : 2017, Reksa dana Masih Menarik

MAMI : 2017, Reksa dana Masih Menarik

Jakarta – Tahun ini, Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) melihat bahwa kinerja pasar obligasi Indonesia lebih unggul dibandingkan pasar saham. Bahkan, Indonesia menjadi salah satu negara di kawasan Asia dengan kinerja pasar obligasi yang cukup tinggi.

Hal itu terlihat dari kinerja pasar saham dan obligasi sepanjang 2017. Dari awal tahun hingga 12 September 2017, kinerja pasar saham Indonesia tercatat tumbuh sebesar 10,87%. Sementara kinerja pasar obligasi Indonesia tumbuh lebih tinggi, yaitu sebesar 14,19% pada periode yang sama. Demikian disampaikan Katarina Setiawan, Chief Economist and Investment Strategist MAMI.

Senada, Ezra Nazula, Chief Investment Officer, Fixed Income MAMI mengatakan pasar obligasi Indonesia dapat melanjutkan rally seiring dengan perkembangan yang terjadi dari sisi domestik dan global.

“Menurut pandangan kami, potensi di pasar obligasi masih akan terus berlanjut secara jangka panjang jika melihat tiga indikator  utama yang ada” ujarnya.

Tiga indikator terebut lanjut Ezra adalah, inflasi yang terkendali, cadangan devisa yang tinggi, dan global yield yang rendah.

Lebih lanjut Ezra menjelaskan, tiga indikator utama yang dapat mendorong pertumbuhan di pasar obligasi, adalah, pertama, inflasi yang terkendali. Tren inflasi yang positif terlihat pada penurunan angka inflasi di Indonesia.

Dalam tiga bulan terakhir, inflasi turun dari semula 4,33% year on year (yoy) di Mei 2017 menjadi 3,82% yoy di Agustus 2017. Tingkat inflasi yang rendah di tahun ini membuka peluang bagi Bank Indonesia untuk membuat kebijakan yang akomodatif di kuartal terakhir 2017.

Kedua, cadangan devisa yang tinggi. Cadangan devisa Indonesia di tahun ini terus mengalami peningkatan. Cadangan devisa Indonesia mencapai level tertingginya pada Agustus 2017, yaitu sebesar USD128,6 miliar, yang cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Cadangan devisa yang tinggi membuat berkurangnya downside risk di pasar obligasi dan menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.

Ketiga, global yield yang rendah. Akselerasi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang berada di bawah ekspektasi diperkirakan akan membuat The Fed lebih berhati – hati dalam menaikkan suku bunga dan membuat imbal hasil US Treasury bergerak di level yang rendah. Pasar obligasi Indonesia masih akan tetap menarik selama proses normalisasi kebijakan moneter The Fed tetap gradual.

“Didukung oleh makro ekonomi yang terjaga, pasar obligasi Indonesia masih memiliki ruang untuk pertumbuhan lebih lanjut” terang Ezra.

Kondusif nya pertumbuhan pasar obligasi membuat MAMI menyarankan kepada masyarakat untuk mengalihkan sebagian dana simpanannya dari bank ke reksa dana pendapatan tetap.

Katarina mengatakan, peluang investasi ini seharusnya dimanfaatkan oleh masyarakat yang ingin menumbuhkan asetnya. Investor NEWS FLASH tidak perlu memiliki perasaan khawatir sudah terlambat untuk berinvestasi di reksa dana pendapatan tetap, karena pertumbuhannya masihakan menarik, ditopang oleh fundamental ekonomi yang kuat dan tingginya yield obligasi Indonesia diantara negara – negara dengan peringkat investment grade

“Investor dapat memanfaatkan reksa dana Manulife Obligasi Unggulan (MOU) yang tidak hanya berinvestasi pada obligasi pemerintah, tetapi juga dapat berinvestasi pada obligasi korporasi sampai 60%. Komposisi portofolio reksa dana MOU membuat produk ini memiliki volatilitas yang lebih rendah daripada reksa dana obligasi pemerintah yang murni, namun memberikan kinerja yang lebih unggul” jelas Katarina.(*)

 

Related Posts

News Update

Top News