Jakarta - Harta kekayaan milik Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbutristek) periode 2019-2024, Nadiem Anwar Makarim atau Nadiem Makarim mengalami penurunan drastis setelah tak lagi menjabat.
Dikutip dari situs e-Announcement LHKPN, berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang disampaikan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), total harta kekayaan pendiri dan mantan CEO GoJek itu menyusut lebih dari separuh, atau tepatnya Rp624,36 miliar, dalam rentang waktu lima tahun menjabat Mendikbudristek.
Perbandingan LHKPN per 11 November 2019 (awal menjabat) dan 31 Oktober 2024 (setelah menjabat) menunjukkan penurunan total kekayaan dari Rp1,22 triliun menjadi Rp600,64 miliar, atau turun 50,97 persen.
Komponen penurunan terbesar berasal dari surat berharga, yang nilainya menurun Rp324,35 miliar atau 25,94 persen, dari Rp1,25 triliun menjadi Rp926,09 miliar.
Tak hanya itu, nilai kas dan setara kas juga ikut merosot sebesar Rp42,07 miliar atau 35,31 persen.
Sementara itu, jumlah utang Nadiem melonjak tajam sebesar 151,53 persen, dari Rp185,35 miliar menjadi Rp466,23 miliar.
Kenaikan beban utang ini turut memperdalam penurunan total kekayaan bersihnya.
Baca juga: Ditawari Kursi Menteri, Nadiem Mundur dari CEO Gojek
Meski total kekayaannya turun, nilai tanah dan bangunan yang dimiliki menteri pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi era Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini justru mengalami peningkatan sebesar Rp19,11 miliar atau 49,43 persen, dari Rp38,67 miliar menjadi Rp57,79 miliar.
Penambahan itu sebagian besar berasal dari properti di Jakarta Selatan, termasuk rumah dan bangunan dengan luas bervariasi.
Dalam kategori alat transportasi dan mesin, Nadiem mengganti seluruh kendaraan lamanya.
Mobil-mobil seperti Toyota Vellfire, Harrier, dan Honda Brio yang tercatat di awal jabatan sudah tidak dilaporkan.
Sebagai gantinya, muncul dua mobil baru, yaitu Toyota Alphard 2.5 Hybrid dan Toyota Innova Zenix, yang menambah nilai kendaraan menjadi Rp2,25 miliar.
Selain itu, ada juga penambahan dalam pos harta bergerak lainnya dan harta lainnya yang sebelumnya nihil.










