Jakarta – Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini usai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kebakaran.
Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra mengatakan, terdapat kekhawatiran pasar yang tecermin dengan meroketnya harga emas di level USD3.031 per troy tons.
“Kekhawatiran pasar terlihat dengan meroketnya harga emas yang sekarang di kisaran USD3.031 per troy ons. Aset berisiko seperti rupiah terkena imbasnya,” kata Ariston, Rabu, 19 Maret 2025.
Baca juga: 554 Saham Merah, IHSG Ditutup Bertahan Melemah ke Level 6.223
Selain itu, sentimen negatif dari kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang memicu isu perang dagang dan pelambatan ekonomi global, serta ekskalasi konflik di Gaza yang dipicu oleh serangan Israel menambah kekhawatiran pasar.
Ariston menambahkan bahwa pasar sedang menantikan hasil Federal Open Market Committee (FOMC) meeting yang diperkirakan mendorong pelaku pasar untuk melakukan konsolidasi posisi di pasar keuangan.
“Pasar juga menantikan hasil FOMC meeting dini hari nanti yang mungkin memicu pelaku pasar untuk melakukan konsolidasi posisi di pasar keuangan sehingga menyebabkan aset berisiko mengalami tekanan,” jelasnya.
Baca juga: Pasar Saham RI Gelap: Longsor Besar dan Dibekukan Sementara
Sementara, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) diperkirakan tidak akan mengubah kebijkan suku bunga acuan untuk meredam gejolak rupiah.
Ariston memproyeksikan rupiah akan berada di kisaran Rp16.500 per dolar AS hari ini.
“Potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp16.500, dengan potensi support di sekitar Rp16.380 per dolar AS,” imbuhnya. (*)
Editor: Yulian Saputra










