Jakarta – Jelang pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia, perdagangan indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka pada zona hijau ke level 6.947 atau menguat 0,59 persen.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan hari ini, sebanyak 289 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 18 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp230 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 112 saham terkoreksi, sebanyak 128 saham menguat dan sebanyak 254 saham tetap tidak berubah.
Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Bos BEI Optimistis Pasar Modal Bakal Bergerak Positif
Sebelumnya, Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Fanny Suherman melihat bahwa IHSG secara teknikal hari ini berpotensi rebound, jika kuat di level support 6.880, jelang pengumuman BI rate.
Pada perdagangan kemarin (23/11) indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat sebesar 0,53 persen, begitu juga dengan S&P 500 yang naik sebesar 0,41 persen, sementara indeks Nasdaq turut menguat sebesar 0,46 persen, dengan Yield Treasury 10 tahun sempat turun menjadi 4,369 persen.
Sementara sektor energi mengalami penurunan setelah OPEC menunda pertemuan mengenai pemangkasan produksi yang awalnya dijadwalkan pada akhir minggu, di mana saham-saham APA Corp, Marathon Oil, EOG Resources dan Devon Energy semuanya turun lebih dari 1 persen.
Sementara itu, bursa di kawasan Asia Pasifik mencatat pergerakan yang beragam dengan sebagian besar melemah. Di antara yang melemah cukup signifikan adalah bursa China dan BEI, sementara STI dan Nikkei menguat.
Baca juga: Cara KSEI Dorong Perkembangan Pasar Modal Asia Pasifik
Hal itu disebabkan oleh risalah Federal Reserve yang mengungkapkan bahwa pejabat lembaga tersebut kurang berminat untuk menurunkan suku bunga.
Adapun, Singapura melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2023 sebesar 1,1 persen yoy, di atas perkiraan dan hari ini Bank Indonesia akan menetapkan suku bunga yang diperkirakan tetap di level 6 persen. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra