Jakarta – Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah mengatakan efektivitas penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) masih belum terlihat dalam memperkuat permodalan usaha UMKM yang unbankable.
Tercatat, pada tahun 2022 KUR terealisasi sebesar Rp365,5 triliun dari target Rp373 triliun. Namun, di tahun 2023 penyaluran KUR terlihat melambat, pada September 2023 KUR baru tersalurkan sebesar Rp177,5 trilliun dari target Rp297 triliun.
Piter menambahkan, hal ini tercermin di mana secara keseluruhan peningkatan penyaluran KUR tidak diikuti dengan lompatan share kredit UMKM terhadap total kredit perbankan. Di mana target penyaluran KUR tahun 2023 menurun 20,4 persen, dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca juga: Penyaluran KUR Masih Rendah, Begini Titah Sri Mulyani ke Perbankan
“KUR ditujukan untuk masyarakat produktif, khususnya UMKM dalam pembiayaan untuk modal kerja atau investasi. Tetapi dalam perkembangannya saya melihat KUR ini masih banyak masalah karena secara keseluruhan peningkatan penyaluran KUR tidak dikuti dengan lompatan share kredit UMKM terhadap total kredit perbankan,” jelas Piter dalam Webinar, Kamis 16 November 2023.
Piter pun membeberkan dugaan belum optimalnya penyaluran KUR ini, yakni perbankan hanya melakukan shifting dari nasabah kredit komersial menjadi kredit KUR.
“Sehingga mereka (UMKM) yang seharunya menjadi target pemyaluran KUR, yaitu mereka yang visible tapi tidak bankable tetap saja tidak terbantu, tidak mendapatkan KUR, mereka yang selama ini sudah dibiayai dengan kredit komersial justru mereka yang mendapatkan kredit KUR,” ungkapnya.
Piter menambahkan hal ini terjadi karena perbankan tidak ingin mengambil risiko dengan mencari nasabah baru, dikarenakan KUR sangat rentan.
“Karena bank mendapatkan plafon untuk menyalurkan kredit KUR, dari pada bank susah-susah nyari nasabah baru yang belum tentu mudah juga dan punya risiko, yang harus dipertimbankan oleh bank karena dana yang disalukran sepenuhnya dana bank,” katanya.
Baca juga: Bank Mandiri Siap Geber KUR, Meski Subsidi Bunga Pemerintah Dikurangi
Per Sepember 2023, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan 79 persen dari penerima KUR 2023 merupakan debitur baru dan 52 persen dari total debitur naik kelas.
“Ini PR yang harus menjadi perhatian pemerintah, karena dana anggaran KUR nilainya besar sekali, dari waktu ke waktu kita memberikan subsidi untuk KUR besar sekali jumlahnya puluhan triliun, tentunya kita mewaspadai itu jangan sampai dana yang dikeluarkan pemerintah tidak tepat sasaran, tidak efektif didalam pemanfaatanya,” ujar Piter. (*)
Editor: Galih Pratama