Jakarta – Tren digital banking yang makin marak di Indonesia diharapkan mampu mewujudkan ekonomi digital. Demkian disampaikan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dalam kunjungan ke Amerika Serikat saat menghadiri KTT ASEAN-AS pada Februari 2016 lalu.
Presiden menekankan, ada dua prioritas yang perlu mendapatkan perhatian ASEAN dan AS yakni, kerja sama UMKM serta teknologi dan ekonomi digital. Indonesia diharapkan menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di kawasan pada tahun 2020 dengan potensi sebesar US$ 130 Milyar atau Rp 1.690 Triliun (kurs 13.000).
perkembangan ekonomi digital ini didukung beberapa aspek, dimana, dua di antaranya adalah e-commerce dan financial technology (fintech). Demikian diungkapkan Direktur Pengawasan Bank OJK, Jasmi saat menjadi salah satu pembicara dalam acara seminar yang diselenggarakan majalah Infobank bersama Multipolar dengan tema “Manuver Perbankan Menembus Generasi Digital – Perbankan Dahulu, Sekarang & Masa Depan” di Jakarta, Kamis, 9 Juni 2016.
Saat ini, setidaknya ada dua penyelenggara fintech. Satu, lembaga jasa keuangan yang telah ada, seperti perbankan, pasar modal, asuransi, & perusahaan pembiayaan. Dan kedua, penyelenggara sistem pembayaran. Namun, tak menutup juga fintech dapat diselenggarakan oleh para perusahaan pemula yang secara inovatif memanfaatkan teknologi untuk menyediakan layanan keuangan. (*)