Jakarta – Pencopotan direksi Bank Pembangunan Daerah (BPD) secara mendadak mulai santer terdengar kembali. Kali ini, Direktur Utama Bank DKI yakni Fidri Arnaldy dikabarkan dicopot secara mendadak dari jabatannya. Belum ada statement resmi dari pihak manajemen, namun menurut sumber Infobanknews, kabar ini sudah dapat dipastikan.
Adapun pemberhentian direktur utama Bank DKI ini diputuskan saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Selasa, 1 Agustus 2023, di Jakarta.
Menjadi bankir BPD itu tak cukup hanya pintar saja, tapi harus pintar-pintar, karena nasibnya tak menentu. Rapat biasa soal kinerja bisa saja berujung pada pencopotan. Tapi, kalau “pintar-pintar” bisa sampai tiga periode. Kinerja bukan lagi sebuah ukuran untuk terus bisa duduk di kursi direksi. Nasib bank selanjutnya seperti tak dihiraukan.
Semua tergantung pemegang saham. Hari-hari ini sering terdengar pencopotan direksi BPD secara mendadak. Sebut saja Fidri Arnaldy di Bank DKI yang juga secara mendadak dicopot dari jabatannya. Padahal jika dilihat secara kinerja, Fidri merupakan pemimpin yang sukses membawa Bank DKI bertransformasi.
Baca juga: Bank DKI Salurkan Kredit Rp50,11 Triliun di Semester I-2023, Semua Sektor Tumbuh Positif
Kabar dicopotnya Fidri dari Bank DKI yang diterima dari sumber Infobanknews, belum mendapatkan respon dari pihak manajemen. Sampai berita ini diturunkan, Infobanknews masih belum mendapatkan statement resmi dari Bank DKI. Tapi sudah pasti kabar ini valid.
Menurut sumber Infobanknews, hanya Fidri Arnaldy yang dicopot dari jabatannya sebagai Dirut. Sedangkan Direksi lain tetap, Komisaris juga tetap.
Padahal, dibawah kepemimpinan Fidri Arnaldy yang merupakan mantan bankir dari BRI ini, Bank DKI semakin adaptif meningkatkan layanan digital, dengan mengimplementasikan berbagai program strategis diantaranya mendirikan Command Center untuk menguatkan fungsi kontrol produk dan layanan digital Bank DKI, pengembangan fitur dan layanan terhadap aplikasi digital yang dimiliki, serta menghadirkan New Flagship Branch dan meningkatkan jumlah CRM (Cash Recycle Machine).
Jika melihat dari sisi kinerja keuangan, saat Bank DKI dipimpin Fidri, perusahaan berhasil membukukan laba bersih Rp233,20 miliar di kuartal I-2023. Nilai tersebut meningkat 17,77% dibandingkan periode sama 2022 yang sebesar Rp198,01 miliar. Pertumbuhan laba bersih tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan bunga yang naik sebesar 17,17% menjadi Rp1,31 triliun pada Maret 2023 dari Rp1,12 triliun di Maret 2022.
Penyaluran kredit Bank DKI juga meningkat sebesar 24,68% di kuartal I 2023 menjadi Rp 48,37 triliun dari Rp 38,80 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut terjadi di semua segmen kredit.
“Pemberhentikan direksi dan komisaris adalah hak pemegang saham. Pemegang saham melihatnya dari banyak aspek,” kata sumber Infobanknews tanpa merinci alasan pemberhentian mendadak Direktur Utama Bank DKI.
Menurut catatan Biro Riset Infobank, Fidri Arnaldy menempati posisi direktur utana pada Juni 2021 ketika aset Bank DKI sebesar Rp56 triliun dan dua tahun kemudian aset Bank DKI menembus angka Rp82 triliun (Juni 2023).
Lebih jauh, dalam laporan tahunan 2022, kinerja Bank DKI sangat bagus dengan tumbuh double digit di atas rata rata perbankan nasional, baik dari sisi kredit dan dana. Bahkan, pertumbuhan laba tumbuh sebesar 29 persen. Bahkan, selama dua tahun terakhir Bank DKI sudah mengumpulkan 55 awards dari berbagai kategori dan banyak lembaga.
Asal tahu saja, sebelum kabar Fidri Arnaldy dicopot dari salah satu bank daerah terbesar di Indonesia, ada nama Rahmat Pohan (Bank Sumut), Hana Wijaya (Bank Kalsel), Agus Sabarudin (Bank Banten), Andy Buchari (Bank Riau Kepri) yang juga dicopot secara mendadak dari kursi direksi. (*)