Jakarta – Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan I Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Teguh Supangkat mengimbau untuk para pelaku UMKM agar tetap waspada dan menyiapkan diri dengan baik ketika memasuki tahun 2023, mengingat kondisi ekonomi global yang masih tidak menentu di tahun depan. Kondisi geopolitik yang disinyalir akan terus bergejolak dan pandemi yang belum sepenuhnya usai masih menjadi dua faktor utama pemicu krisis di 2023.
Ia kemudian mengungkapkan sejumlah strategi yang bisa diterapkan oleh para pelaku UMKM untuk dapat bertahan dan bertumbuh di tahun depan. Ia jelaskan, strategi-strategi yang ada akan menjaga kesehatan keuangan UMKM. Menurutnya, kesehatan keuangan adalah modal utama UMKM untuk survive dan tumbuh di 2023. “UMKM sebagai motor perekonomian Indonesia perlu tetap waspada dan bersiap menghadapi kondisi yang ada. Dalam kondisi begini, sangat penting bagi pelaku usaha UMKM untuk mulai mempersiapkan segala hal,” jelas Teguh secara virtual, dikutip Jumat, 16 Desember 2022.
Strategi atau langkah pertama, yakni mengevaluasi rencana dan target bisnis. Ia tegaskan bahwa dalam kondisi yang tidak baik, perencanaan yang matang merupakan kunci untuk bisa bertahan. Hal sederhana seperti mengevaluasi bagaimana perkembangan usaha di masa ketidakpastian ekonomi dapat diterapkan oleh setiap pelaku usaha UMKM untuk mempertimbangkan ulang sejumlah aspek bisnis yang ada.
“Strategi evaluasi tersebut tentunya dapat diperkuat dengan menyiapkan rencana alternatif sebagai langkah konservatif jika rencana bisnis utama tidak berjalan dengan mulus,” tambah Teguh.
Kemudian, strategi kedua adalah memperkuat cadangan likuiditas. Penguatan cadangan likuiditas ini, papar Teguh, bisa menjadi modal awal bagi UMKM untuk melakukan ekspansi bisnis. Dengan ditopang cadangan likuiditas yang kuat, pelaku UMKM bukan hanya bisa bertahan, namun juga bertumbuh di masa ketidakpastian ekonomi ini.
“Strategi berikutnya adalah melakukan inovasi produk dan pemasaran dengan memanfaatkan teknologi. Kita tahu bahwa akibat pandemi, hampir semua kegiatan masyarakat bergeser dari aktivitas fisik tatap muka menjadi virtual atau online. Tentunya, perubahan ini perlu dimanfaatkan dengan baik agar bisnis pelaku UMKM dapat terus berjalan dan berkembang ke depannya,” ucap Teguh.
Memanfaatkan platform sosial media, e-commerce, serta online delivery untuk kegiatan pemasaran dan operasional bisnis adalah contoh sederhana yang dapat dilakukan pelaku UMKM dalam beradaptasi dengan perkembangan zaman yang ada.
“Terakhir, kita melihat bahwa melakukan pencatatan keuangan dan menyusun laporan keuangan yang baik juga menjadi hal yang krusial bagi UMKM untuk mengetahui seberapa jauh kesehatan bisnisnya. Dengan adanya pencatatan keuangan yang baik, UMKM juga bisa mengajukan permintaan pembiayaan kepada institusi keuangan yang formal seperti bank, dan terhindar dari penyalur pinjaman tak formal seperti rentenir dengan bunga yang tak wajar,” pungkas Teguh. Steven Widjaja