Jakarta – Seiring dengan sektor pariwisata yang mulai bangkit, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah menyiapkan startegi dalam memulihkan industri perhotelan nasional yang masih dalam masa pemulihan akibat pandemi Covid-19.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengkonsolidasikan sebanyak 103 hotel yang ada di BUMN. Tahap pertama sudah dilakukan penggabungan sebanyak 23 hotel, dan tahap selanjutnya akan naik sebanyak 40 hotel dan seterusnya.
“Makanya saya bilang BUMN jangan masing-masing bikin hotel sendiri. Ahlinya minyak ya urusin minyak, ahlinya kebun urusin kebun, yang hotel kita gabungkan,” kata Eric, dalam acara Garuda Indonesia Travel Fair 2022, di ICE BSD, Jumat, 28 Oktober 2022.
Setelah digabungkan, lanjut dia, bukan hanya di renovasi, tetapi juga mengintegrasikan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memasok produknya ke dalam kebutuhan hotel, seperti sabun, shampo, handuk dan sebagainya. Hal ini, untuk saling menjaga ekosistem yang ada di sektor pariwisata.
“Hal itu yang mau kita lakukan suaya kita bisa mandiri dan tidak tergantung dengan produk-produk impor, ini yang harus kita mulai,” tegas Eric.
Sebelumnya, konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) memproyeksikan volume investasi bisnis hotel di Indonesia akan mencapai USD300 juta pada tahun 2023. Tercermin dari sentimen investasi hotel hingga September 2022 Indonesia memimpin dalam hal volume nilai investasi sebesar USD174 juta.
“Pemulihan pariwisata di Indonesia diperkirakan lebih menyeluruh melihat sebagian besar negara-negara di kawasan sekitarnya telah mencabut aturan pembatasan perjalanan,” kata Vice President, Investment Sales Asia, JLL Hotels & Hospitality Group JLL, Julien Naouri. (*) Irawati