Jakarta – Kunjungan Nancy Pelosi, Ketua DPR Amerika Serikat (AS) ke Taiwan untuk bertemu Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen memicu eskalasi tensi lebih lanjut antara AS dan China. Hal itu disebut-sebut berpotensi mengancam kestabilan harga minyak dunia.
Kerusakan komponen pada dua pipa minyak pada beberapa anjungan di lepas pantai Teluk Meksiko juga menjadi kekhawatiran bagi harga minyak karena menyebabkan adanya gangguan dalam produksi. Namun, pada Jumat malam, 12 Agustus 2022 dua pipa itu berhasil diperbaiki dan produksi yang sempat terhenti telah beroperasi kembali.
Di satu sisi, Saudi Aramco mengisyaratkan adanya peningkatan produksi minyak yang juga telah memicu kekhawatiran akan harga minyak dunia. CEO Saudi Aramco, Amin H. Nasser optimis bahwa permintaan minyak akan terus tumbuh selama sisa dekade ini walaupun adanya tekanan ekonomi yang menurun pada perkiraan global jangka pendek.
“Saudi Aramco siap memompa minyak dengan kapasitas penuh 12 juta barel per hari, jika pemerintah Saudi memintanya,” Kata Nasser dalam pernyataannya, Minggu 14 Agustus 2022.
Setelah AS memberikan kelonggaran terhadap Venezuela untuk melakukan pengiriman minyak sebagai pelunasan akumulasi utang Petróleos de Venezuela, S.A. (PDVSA) kepada Eni dan Repsol. Kini, PDVSA memberikan dukungan terhadap harga minyak dengan menangguhkan sementara pengiriman minyak mentah ke Eropa dan meminta Eni Italia dan Repsol Spanyol untuk melakukan pertukaran barang dengan menggunakan bahan bakar sebagai imbalan untuk kargo di masa depan.
Sementara itu, jika dilihat melalui sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi berada dalam posisi resistance terdekat, yaitu $95 per barel dan jika menemui katalis negatif maka harganya berpotensi turun ke support terdekat pada level $85 per barel. (*) Fatin