Jakarta – Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) mencatatkan laba bersih sebesar Rp750 miliar di semester I-2022 atau meningkat 63% bila dibandingkan dengan tahun lalu diperiode yang sama.
Peningkatan laba bersih tersebut ditopang oleh lebih rendahnya biaya cadangan penurunan nilai kredit di sisi institutional banking.
Pertumbuhan portofolio kredit Citi meningkat 9,8% secara yoy sebesar Rp43,7 triliun yang juga dibarengi dengan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 11,1%.
CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi mengatakan, di tengah lingkungan pasar global yang masih bergejolak, Citi masih mampu meningkatkan laba bersih pada paruh pertama 2022 ini dan dapat berkontribusi dalam percepatan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi.
“Kami terus memberikan kinerja keuangan yang kuat di paruh pertama tahun ini di tengah lingkungan pasar global yang bergejolak. Laba bersih meningkat pada paruh pertama tahun 2022, sementara momentum bisnis dan kualitas aset membaik. Indonesia tetap menjadi pasar utama bagi Citi dan kami akan terus mendukung klien kami untuk mempercepat pemulihan dan pertumbuhan ekonomi,” ucap Batara di Jakarta, 11 Agustus 2022
Adapun, Loan to Deposit Ratio (LDR) yang dicatatkan Citibank menujukan pada posisi yang sehat yaitu sebesar 64%. Kemudian, terkait dengan tingkat kecukupan modal Capital Adequacy Ratio (CAR) Citi mencatatkan sebesar 26%.
Selain itu, Citi Indonesia mencatatkan penurunan gross Non-Performing Loan (NPL) dari 3,61% menjadi 2,86% dari periode sebelumnya. Dalam memastikan kecukupan pencadangan kerugian kredit, Citi Bank juga menjaga rasio Net NPL di angka 0,26%.
Batara menambahkan, dengan peningkatan kualitas aset dan performance di 6 bulan pertama tahun 2022 ini yang sudah cukup baik dan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik, juga akan memberikan tren yang positif untuk paruh kedua 2022.
“Dengan pertumbuhan ekonomi yang kemarin juga sudah diumumkan di atas 5% dan berhasil juga konsumer spending is up dan juga kami melihat hampir semua daripada untuk construction itu sudah lebih daripada masa pandemi, jadi kami melihat tren yang cukup baik untuk 6 bulan ke depan,” ungkap Batara. (*) Khoirifa