Untuk mengatasi missmatch, BII meminjam dana dari Maybank Malaysia dan Maybank Singapura. Ria Martati.
Jakarta– Untuk mendukung program percepatan pembangunan infrastruktur dan ekspansi perusahaan-perusahaan pelat merah, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII) telah menyiapkan dana USD150 juta hingga USD240 juta. Dana tersebut berasal dari pinjaman dari Maybank Singapura dan Maybank Malaysia.
“Untuk itu kami sudah menyediakan dana dari bilateral loan long term, so ada matchingnya, ada loan 3 tahun kami pinjam 3 tahun, bukan hanya Maybank Malaysia tapi maybank Singapura juga, dapat membantu kami untuk kalau ada kebutuhan,” ujar Direktur Keuangan PT Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII) Thilagavathy Nadason di kantornya, Jakarta, 6 Agustus 2015.
Thila mengatakan dana itu bukan hanya untuk persiapan kredit infrastruktur namun juga untuk kredit korporasi terutama BUMN. BII memang telah melakukan reprofiling portofolio kredit korporasinya hanya pada BUMN, dan korporat-korporat tertentu. Hal ini untuk meningkatkan kualitas kredit korporasi.
Per Juni 2015, perseroan mencatat pertumbuhan kredit sebesar 2,4% dari Rp106 triliun pada Juni 2014 menjadi Rp108.5 triliun pada Juni 2015.
Perbankan bisnis dan perbankan ritel terus menjadi pendorong pertumbuhan bagi BII, sementara perbankan global termasuk di dalamnya korporasi terjadi penurunan.
Kredit perbankan ritel mencatat pertumbuhan kredit sebesar 14,2% dari Rp38,3 triliun menjadi Rp43,8 triliun, kredit perbankan bisnis tumbuh 13,1% dari Rp38,3 triliun menjadi Rp43,3 triliun, sementara kredit perbankan global turun 27,2% dari Rp29,4 triliun menjadi Rp21,4 triliun. Kredit perbankan ritel dan kredit perbankan bisnis masing-masing memberikan kontribusi 40% dari total portofolio kredit bank sementara kredit perbankan global memberikan kontribusi sebesar 20% dari total kredit perseroan.