Jakarta–Bank DKI tercatat mengalami peningkatan Capital Adequacy Ratio (CAR) per Desember 2015 hingga mencapai 24,53% dari 17,96% pada tahun sebelumnya. Kenaikan CAR ini membuat kelas Bank DKI naik dari Buku 2 ke Buku 3.
Peningkatan rasio CAR dipicu oleh adanya tambahan Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) sebesar Rp1 triliun pada akhir 2015. Selain itu, meningkatnya CAR juga disebabkan oleh langkah Bank DKI melakukan revaluasi aset tetap sejalan dengan momentum paket kebijakan ekonomi jilid 5 yang diterbitkan Pemerintah pada Oktober 2015. Pelaksanaan revaluasi aset tetap tersebut memberikan nilai surplus sebesar Rp1,1 triliun.
“Kedua hal tersebut mendorong Bank DKI naik kelas ke BUKU 3 dengan modal inti diatas Rp5 triliun” jelas Kresno Sediarsi, Direktur Utama Bank DKI dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, 24 Maret 2016.
Kresno menjelaskan, berdasarkan laporan keuangan 2015 audited, per 31 Desember 2015 total aset Bank DKI mencapai sebesar Rp38,64 triliun dengan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp28,19 triliun. Sementara itu, penyaluran kredit tercatat sebesar Rp25,69 triliun.
Perolehan laba bersih Bank DKI pada 2015 mencapai Rp231,80 miliar, menurun jika dibandingkan 2014 yang sebesar Rp468,16 miliar. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh tingginya pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang mencapai Rp734,60 miliar, sebagai imbas dari peningkatan rasio Non Performing Loan (NPL) selama 2015.
“Pembentukan CKPN tersebut juga dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan coverage ratio Bank DKI agar sesuai dengan best practice” ujar Kresno.
Meskipun laba bersih mengalami penurunan, Bank DKI mencatatkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 14,08% dibandingkan dengan 2014.
“Artinya secara kinerja, Bank DKI masih menunjukkan pertumbuhan yang baik di tengah ketidakpastian ekonomi global dan nasional” ujar dia.
Kresno menambahkan, tahun ini Bank DKI optimis dapat tumbuh lebih baik. Berbagai pembenahan yang dilakukan selama 2015 tentunya akan menjadi fundamental yang kuat dalam mendukung ekspansi bisnis pada 2016, dimana Bank DKI berkomitmen untuk mendukung penuh program Pemprov DKI Jakarta. Dukungan tersebut diwujudkan dengan DKI BUSINESS LINKAGES yang memfokuskan peningkatan sinergi antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Bank DKI pada 5 poros utama yang terdiri dari pembiayaan infrastruktur DKI Jakarta, peningkatan pelayanan publik, peningkatan kualitas pendidikan, dukungan kepada sektor koperasi dan UMKM, serta membangun sinergi BUMD.
”Dengan terus melakukan perbaikan dan penguatan penerapan tata kelola perusahaan, kami yakin Bank DKI akan tumbuh dan berprestasi dengan lebih baik sehingga Bank DKI dapat menjadi bank yang modern, inovatif dan berbudaya” ujar kresno.(*)