Perkembangan teknologi dan maraknya digitalisasi membuka dan memudahkan banyak proses keseharian. Tak terkecuali dalam sudur pandang berinvestasi. Tumbuhnya teknologi digital ini membuat serba mungkin untuk mulai merintis dan mengerjakan dan mendapatkan sesuatunya lebih cepat dibanding era sebelum internet.
Digitalisasi sejalan dengan eksistensi generasi milenial, yang terbiasa menggunakan segala sesuatu yang berbasis perangkat dan antarmuka berbasis teknologi sejak usia yang masih muda. Nah, salah seorang milenial yang cukup mendapat sorotan adalah Alan Suryajana.
Siapa sih dia?
Sebagai seorang milenial, Alan Suryajana sering bekerja di belakang meja di studio pribadi bernilai lebih dari seratus juta rupiah berhadapan dengan laptop dan memegang gawai, tetapi pada saat yang sama juga sungkan berbagi ilmu dan pengalamannya di platform trading online secara konsisten di akun Youtube dan Instagram. Saat ini, ia menghimpun follower dalam jumlah ratusan ribu dan mereka mengenalnya sebagai trader online dengan penghasilan dollar AS.
Kepada awak media, dia pun membagikan pengalamannya ketika mengambil jalan sebagai trader. “Ketika saya baru lulus sebagai sarjana perminyakan dari luar negeri di tahun 2015, saya langsung kembali ke Indonesia dan berharap bisa bekerja di perusahaan perminyakan multinasional sesuai dengan kemampuan akademis saya dan tentunya dengan gaji yang besar,” kata Alan Suryajana di Jakarta, Jumat (8/10/2021)
Namun ia mengaku tidak mendapatkan pekerjaan idaman sampai akhirnya beberapa bulan kemudian dan menjalani kehidupan sebagai pengangguran. Turut membantu usaha orang tua pun menjadi jalan yang harus diambilnya, sambil menjadi penjual HP untuk mendapatkan penghasilan sampingan.
“Saya kemudian menemukan iklan salah satu penyedia trading online forex dari luar. Mulailah mengenal dan mempelajari cara mendapatkan penghasilan dari sini,” kata Alan saat menceritakan awal mula mengenal dunia yang sekarang digelutinya di trading online forex.
“Karena untuk buat akun gratis, saya pun mencoba dengan modal sendiri, dan bisa dikatakan tanpa bimbingan dari orang yang sudah benar ahli di dibidang trading forex pada tahun 2015 itu,” kata Alan.
Setelah tumbuh keyakinan atas prospeknya, Alan memberanikan diri meminjam uang kepada orang tua sebesar USD300 sebagai modal pertama melakukan trading dengan uang riil.
Alan mengaku mengasah skill trading lewat indikator dan analisa teknis secara online. “Saya harus menahan rasa lelah, jenuh dan kurang tidur hanya untuk mengamati proses dan hasilnya, menghabiskan waktu berjam-jam menatap kandel merah hijau naik turun silih berganti,” lanjut Alan.
Dia bahkan kerap duduk di depan komputer sampai 15 jam dan akhirnya berhasil mendapatkan puluhan dollar AS.
Alan mengakui sempat bimbang apakah akan melanjutkan atau tidak dengan hal yang baru dikenal ini sementara teman-temannya sudah bekerja pada bidangnya. Tetapi berkat dukungan moral dari keluarga dan orang terdekat, dia tetap berada pada jalurnya.
Risiko tinggi dalam trading bisa diataklukkan lewat berbagai strategi yang dirancangnya sendiri. “Saya bahkan menjiwainya dengan menyebut strategi yang ada dengan singkatan yang unik seperti CTC (Color to Color), EOA (Eye of Alan Suryajana), sebagai plesetan dari strategi klasik Eye of Angel dan Memecan atau Mental Mentul Cantik,” tutur Alan.
Namun, ada satu konsep yang dia kembangkan sendiri untuk mencapai konsistensi dalam menghasilkan keuntungan dari trading forex, yaitu aturan kompensasi yang sudah banyak dia share di IG dan YT. “Siapapun asal mau belajar dan bisa membagi waktu dengan disiplin bisa menjalani trading dan pekerjaan yang ada pada waktu yang bersamaan. Saya belajar dari pengalaman sendiri, trading online itu tidak harus dijalankan dengan menghabiskan waktu seperti saya dulu, cukup 1 -2 per sesi dengan durasi 1 jam per sesinya, karena faktor emosi dan kehilangan fokus, yang bisa berakibat fatal,” paparnya.
Siapapun orangnya, walau sudah cukup pakar di bidangnya tetap harus diimbangi dengan aktivitas sosial. Karena nikmat dan berkat itu titipan Tuhan Yang Maha Esa. Maka sudah sepantasna setiap pribadi yang berkesempatan untuk membantu sesama melakukannya.
Hal tersebut yang juga Alan perlihatkan dengan memberikan bantuan sosial ke Panti Asuhan Pondok Kasih Agape di Gading Griya Lestari Raya, Cilincing, Jakarta Utara bersama rekannya pada Rabu, 6 Oktober 2021 lalu.
“Sebelum ini saya sudah sering memberikan sumbangan dalam berbagai wujud secara materi maupun uang ke berbagai pihak baik pribadi maupun organisasi lintas agama dan berada di beberapa pelosok di Indonesia,” kata Alan lagi.
Tidak ketinggalan dia berpesan, bahwa bisa dikatakan sikap dan mental seseorang itu mendapat ujian ketika berada dalam posisi yang sangat tidak enak bahkan itu kerugian karena keputusan yang salah. Tetapi hal ini yang menentukan kapasitas dan kemampuan seseorang itu dalam membalikkan keadaan yang ada menjadi sesuatu yang indah pada akhirnya.
Alan Suryajana pun menyampaikan bahwa belajar ilmu trading dari dirinya terbuka untuk siapa saja selama mau belajar dan belajar karena impiannya adalah menciptakan banyak trader mandiri di seluruh Indonesia.(*)