Jakarta – Ledakan bom yang terjadi pada beberapa titik di Jakarta seperti salah satunya di jalan Thamrin, telah memberikan pengaruh terhadap pasar valas. Kondisi ini terlihat pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang hampir menyentuh di level Rp14.000 per US$.
Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, dalam perdagangan non-delivery forward (NDF) Rupiah melemah 71,9 poin atau 0,52% ke level Rp13.906 per US$. Pada hari ini (14/1) tercatat rupiah bergerak di kisaran Rp13.821-Rp13.981 per US$.
Sedangkan data yahoofinance, rupiah hari ini melemah 100 poin atau 0,72% dari penutupan hari sebelumnya menjadi Rp13.950 per US$. Tingkat tertinggi rupiah hari ini, berada pada level Rp13.845 per US$. Sementara level terendahnya berada pada angka Rp13.960 per US$.
Berdasarkan kurs Jakarta Interspot Dollar Exchange (Jisdor) Bank Indonesia tercatat rupiah melemah 16 poin dari hari sebelumnya Rp13.861 menjadi Rp13.877 per US$. Harga jual rupiah hari ini berada pada level Rp13.946 per US$. Untuk kurs beli BI, berada di Rp13.808 per US$.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Juda Agung mengakui, bahwa kejadian bom yang terjadi hari ini, memang sedikit berpengaruh ke pasar valas. Kendati begitu, BI terus melakukan pemantauan di market.
“Memang dilihat dipasar valas sedikit agak bergejolak tapi sekarang sudah kembali. Dari sisi BI kita terus monitor apa yang terjadi dimarket, dan kita akan tetap di pasar,” ujar Juda di Gedung BI, Jakarta, Kamis, 14 Januari 2016.
Lebih lanjut dia menilai, bergejolaknya pasar keuangan Indonesia hanya bersifat temporer. Oleh sebab itu, BI meminta agar pelaku pasar tidak khawatir terlalu dalam. Terlebih kondisi fundamental perekonomian nasional sampai dengan saat ini masih terjaga.
“Ini tidak terkait dengan fundamental kita yang saat ini cukup kondusif, baik dari sisi current account deficit/defisit transaksi berjalan yang masih terjaga. Masih dalam tahap recovery, jadi tidak ada alasan untuk terus mengalami pelemahan,” tutupnya. (*) Rezkiana Nisaputra